IslamToday ID – – Kepala Balai Arkeologi Sumatera Utara (Balar Sumut) Dr Ketut Wiradnyana menilai Situs Bongal di Desa Jago Jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli tengah layak ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Hal ini didasarkan pada potensi arkeologis yang luar biasa di situs tersebut.
Situs ini menyimpan berbagai benda sejarah yang jarang ditemukan di situs sejenis di Indonesia. Pihaknya telah melakukan melakukan uji karbon pada artefak kayu yang ditemukan di Situs Bongkal. Hasil uji karbon pada artefak yang diduga pecahan kapal itu menunjukan hasil berasal dari abad ke-7 Masehi.
Di kawasan itu pula warga menemukan koin-koin emas dari jaman Khalifah Umayyah dan Abbasiyah. Selain itu, juga ditemukan beragam manik-manik, botol kaca Timur Tengah, pecahan tembikar Timur Tengah, pecahan keramik China, hingga peralatan medis kuno.
Sederet temuan ini mengindikasikan kawasan sekitar Situs Bongal dahulunya maju dan menjadi pusat aktivitas masyarakat dari berbagai penjuru dunia. Bahkan beragam temuan yang mengindikasikan jika Situs Bongal lebih tua dua abad di banding Barus.
“Sementara yang kita ketahui (hanya) Barus, padahal si Jago-jago (Situs Bongal) jauh lebih tua daripada Barus, dua abad sebelumnya Jago-jago sudah beraktivitas secara internasional,” kata Ketut usai acara Pemaparan Hasil Sementara Penelitian Situs Bongal di Desa Jago-jago Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) bertempat di Aula Dinas Pendidikan Tapteng, Jumat (29/1/2021).
Ia berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa segera menetapkan kawasan tersebut sebagai cagar budaya.
“Ini sangat layak menjadi cagar budaya, tidak hanya provinsi saja tapi ke nasional karena lingkup temuan yang ada di sana lingkup aktivitas yang pernah terjadi di sana itu secara global (internasional),” ujarnya kepada IslamToday, Jum’at (29/1/2021).
“Karena begitu pentingnya situs si Jago-jago, maka harus segera ditetapkan menjadi cagar budaya,” imbuhnya
Ketut meminta perhatian serius dari para pemangku kebijakan untuk bisa segera mendorong ditetapkannya Bongal sebagai cagar budaya. Penetapan ini pun bisa dilakukan secara bertahap dari cagar budaya kabupaten dan puncaknya menjadi cagar budaya nasional.
“Harapan saya untuk pemerintah daerah, segera disusun juga rancangan-rancangan kegiatan khususnya kegiatan penelitian,” kata Ketut.
Bagi Ilmu Pengetahuan dan Masyarakat
Menurutnya, status cagar budaya yang dibarengi dengan pendirian museum di Tapanuli Tengah akan menjadi potensi wisata sejarah yang baru. Selain dampak ekonomi yang ditimbulkan, penetapan cagar budaya dan pendirian museum sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
“Berbagai peninggalan-peninggalan arkeologis yang dari Timur Tengah itu banyak kita temukan di sini. Artinya situs ini sangat penting dalam konteks ilmu pengetahuan sangat penting dalam konteks ideologis, nantinya dalam konteks pengembangan karakter masyarakat,” pungkasnya
Penulis: Kukuh Subekti