ISLAMTODAY ID— Baitul Hikmah merupakan laboratorium intelektual Islam era Daullah Abbasiyah. Pada periode ini kitab-kitab ilmu pengetahuan dari berbagai peradaban besar dunia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Dikutip dari jurnal milik Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ar-Raudhah, Jurnal As-Salam edisi tahun 2016 disebutkan tradisi penerjemahan kitab-kitab klasik Yunani, Syiria, Sanskerta, China dan Persia pada era Abbasiyah terbagi dalam tiga periode. Periode pertama berlangsung antara tahun 132 H/ 750M hingga 232H/ 847M.
Pada periode pertama itu berlangsung era kepemimpinan Khalifah al-Mansyur hingga Khalifah Harun al-Rasyid. Penerjemahan era ini lebih difokuskan pada bidang astronomi.
Periode kedua berlangsung antara tahun 232H/847M hingga tahun 334H/945M. Pada periode Khalifah al-Makmun ini jenis kitab yang diterjemahkan ialah kitab-kitab dunia kedokteran dan filsafat.
Fase penerjemahan ketiga terjadi pada tahun 334H/ 945M hingga tahun 347H/ 1005M. Pada periode ketiga jenis kitab yang diterjemahkan semakin meluas, selain itu sikap kritis juga semakin dilakukan.
Keberadaan Baitul Hikmah dinyatakan sebagai periode kegemilangan umat Islam. Bahkan seorang orientalis ternama, Philip K Hitti mengatakan bahwa Baitul Hikmah di Baghdad sebagai profesor masyarakat Islam.
“Di lembaga ini baik muslim maupun non muslim bekerja mengalih bahasakan sebagai naskah kuno dan menyusun berbagai penjelasan,” ungkap Irfan dikutip dari Jurnal As-Salam edisi tahun 2016, ‘Peranan Baitul Hikmah dalam Menghantarkan Kejayaan Daullah Abbasiyah’.
Irfan menambahkan masifnya aksi penerjemahan kitab-kitab asing ke dalam bahasa Arab menjadi puncak kejayaan Islam. Islam mampu menggenggam dunia lewat ilmu pengetahuan.
“Beragam disiplin ilmu pengetahuan dan peradaban yang ditandai dengan berdirinya Baitul Hikmah sebagai pusat kajian ilmu pengetahuan dan peradaban terbesar pada masanya,” jelas Irfan.
Irfan menuturkan perkembangan ilmu pengetahuan di bawah lembaga Baitul Hikmah mencapai puncaknya pada periode al-Makmun. Berbagai kitab-kitab klasik dari beberapa peradaban besar kuno seperti Bizantium, Persia, Ethiophia hingga India telah tersimpan di Baitul Hikmah.
Baitul Hikmah dibawah kekuasaan al-Makmun mengalami perkembangan yang pesat. Keberadaan Baitul Hikmah tidak hanya sebagai perpustakaan semata melainkan lembaga riset, terutama matematika dan astronomi.
“Kepala akademi ini yang pertama adalah Yahya ibn Musawaih (777-857), murid Gibril ibn Bakhtisyu, kemudian diangkat Hunain ibn Ishaq, murid Yahya sebagai ketua kedua,” ujar Irfan.
Berikut beberapa daftar ilmuwan muslim ternama yang lahir dari Baitul Hikmah:
Ilmu Kedokteran:
- Hunain bin Ishaq, seorang dokter mata yang hidup antara tahun 804 hingga 874 Masehi.
- Ar-Razi, seorang dokter ahli cacar dan campak yang hidup pada tahun 809 sampai 873 Masehi.
- Ibnu Sina, seorang dokter ternama era 980 sampai 1036. Ia memliki karya intelektual berjudul al Qonun fi at-Tibb, kitab utama kedokteran di Eropa dan negara-negara Islam.
Ilmu Astronomi:
- Abu Masy’ur al-Falaki dalam karyanya berjudul Isbatul ‘Ulum dan Haiatul Falaq.
- Jabir al-Batani, ia adalah pencipta teropong bintang pertama. Karya intelektualnya berjudul Kitabu Marifati Matlil Buruj Baina ar ba’il Falaq.
- Raihan al-Biruni dengan karyanya at-Tafhim li Awa ‘ili Sina ‘atit Tanjim.
Ilmu Pasti:
- Sabit bin Qurrah al Hirany, karyanya yang terkenal adalah Hisabul Ahliyyah.
- Abdul Wafa Muhammad bin Muhammad bin Ismail bin Abbas, karyanya yang terkenal ialah Ma Yahtaju Ilaihi Ummat Wal Kuttab min Sinatil-hisab.
- Al Khawarizmi, tokoh matematika yang mengarang buku al Jabar.
Ilmu Farmasi/ Kimia:
- Ibn Baitar, seorang ahli farmasi dan penulis kitab-kitab al-Mugni, Jami’ Mufratil Awiyyah, wa Agziyah dan Mizani Tabib.
- Bidang kimia ada Abu Bakar Ar-Razi dan Abu Musa Ya’ Far-al-Kufi.
Ilmu Geografi:
- Ibnu Khazdarbah dengan karyanya Kitabul masalik wal Mamalik,
- Ibnu Haik dengan karyanya Kitabus Sifati Jaziratil- ‘Arab dan Kitabul Iklim.
- Ibnu Fadhlan penulis Rihlah Ibnu Fadhlan.
Ilmu Sejarah:
- Abu Ismail al-Azdi, penulis Futuhusyi Syam.
- Al-Waqidy, penulis al-Magazy.
- Ibnu Sa’ad dengan karyanya at-Tabaqul Kubra.
Penulis: Kukuh Subekti