YERUSALEM, (IslamToday.id) — Otoritas Palestina mengecam keras Israel yang berupaya mengubah status quo Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Kantor Kepresidenan Palestina mengutuk keras seruan Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan untuk mengubah status historis Masjidil Aqsa.
“Kami mengutuk pernyataan yang bertujuan meningkatkan ketegangan dan memicu amarah rakyat Palestina, Arab, dan negara-negara Islam lainnya,” pungkas Presiden Abbas.
Mahmoud Abbas menegaskan bahwa situs suci itu adalah ‘garis merah’ dan setiap upaya untuk mengubah statusnya ‘tidak dapat diterima’.
Kepresidenan Palestina menuntut pemerintah Israel bertanggung jawab atas provokasi yang sedang berlangsung dan serangan terhadap situs-situs keagamaan di Yerusalem yang diduduki, khususnya di Masjid al-Aqsa.
Presiden Palestina juga memperingatkan bahwa jika Israel melanjutkan tindakan seperti itu, maka situasi akan berkembang menjadi tidak terkendali.
“Kami menyerukan masyarakat internasional untuk campur tangan dalam menekan Israel agar menghentikan tindakan-tindakan provokatif ini,” tandasnya.
Pada Selasa (12/8), Gilad Erdan mengatakan kepada Radio Israel bahwa status quo Masjid al-Aqsa sejak 1967 tidak adil.
“Kita perlu bekerja untuk mengubah [status quo] sehingga di masa mendatang orang-orang Yahudi dapat berdoa di Bukit Bait Suci,” ujar Menteri Keamanan Publik Israel itu, dikutip dari AA.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Kemudian, pada 1980, Israel menduduki seluruh wilayah kota dan mengklaimnya sebagai ibu kota negara Yahudi “abadi dan tak terbagi”.