(IslamToday ID) – Aman tanpa gangguan, kapal tanker minyak Iran yang ketiga telah sampai di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Venezuela. Sebelumnya, dua kapal yang lebih dulu sudah sampai dan telah membongkar muatan di pelabuhan PDVSA.
Informasi terbaru ini berdasarkan data Refinitiv Eikon. Kapal tanker Petunia berbendera Iran melintasi Laut Karibia pada Selasa (26/5/2020) mengikuti rute yang sama dengan kapal Fortune dan Forest.
Fortune tiba pada Senin (25/5/2020) di pelabuhan pengilangan minyak El Palito yang dikelola perusahaan negara Venezuela, PDVSA.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro menyatakan segera mengumumkan rencana untuk distribusi bahan bakar minyak (BBM).
Bensin mendapat banyak subsidi sehingga dapat dianggap gratis, tapi Venezuela mengalami kekurangan hingga warga harus antre beberapa hari atau membayar dengan harga tinggi di pasar gelap untuk mendapatkannya.
“Sekarang kita bisa menuju tahap normal baru dalam hal pasokan bensin,” kata Maduro saat pidato di televisi, Rabu (27/5/2020).
Amerika Serikat (AS) mengkritik pengiriman minyak oleh Iran itu. Pejabat AS menyatakan pemerintah mempertimbangkan respons atas pengiriman itu. Hal itu ditanggapi pemerintah Iran dengan memperingatkan AS agar tidak melakukan aksi militer.
Kapal-kapal itu tidak mengalami hambatan selama perjalanannya ke Venezuela. “Tanker kedua, Forest, berlabuh di pengilangan terbesar kedua PDVSA, Cardon, di Venezuela barat,” ungkap dua sumber dan data Eikon.
Saat tanker itu sedang membongkar muatan, termasuk bensin dan komponen untuk produksi BBM, PDVSA berupaya memulihkan kapasitas pengilangan domestik yang turun akibat salah kelola, kurang pegawai terampil, dan perawatan tertunda akibat keterbatasan selama sanksi dari AS.
Sebelumnya, dilaporkan jika AS akan mencegah kedatangan tanker-tanker asal Iran. Beberapa jam sebelum kedatangan kapal tanker Iran, Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza berbicara dengan anggota Dewan Urusan Hemispheric (COHA) tentang efek negatif dari tindakan AS.
Melalui konferensi video, Arreaza memberi tahu mereka bahwa blokade AS melibatkan tindakan sewenang-wenang dan ilegal terhadap rakyat Venezuela.
Pekan lalu, seorang pejabat senior administrasi Trump yang enggan disebut namanya mengatakan bahwa pengiriman bahan bakar Iran tidak hanya tidak disukai oleh AS, tetapi juga tidak dapat diterima oleh kawasan. “Kami sedang melihat langkah-langkah yang dapat diambil,” katanya.
Meskipun tidak pernah dikonfirmasi oleh pemerintah AS, secara serius dianggap oleh Iran sebagai ancaman. Teheran kemudian memperingatkan terhadap campur tangan AS dengan perdagangan antara negara-negara berdaulat. (wip)