(IslamToday ID) – Perkembangan harga minyak mentah dunia hari ini cenderung mengalami penurunan atau melemah pada awal pembukaan perdagangan di bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), Kamis (11/6/2020).
Penurunan harga minyak dipicu kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan yang lambat dan disertai temuan wabah pandemi virus corona (Covid-19) yang cenderung meningkat.
Faktor lainnya yang memicu pelemahan harga minyak adalah stok ketersediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Hal itu menyebabkan harga minyak susah naik.
“Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 di Nymex jatuh 2,2 persen atau 86 sen, menjadi 38,74 dolar AS per barel,” demikian seperti dilansir dari Reuters, Kamis (11/6/2020).
“Harga minyak mentah berjangka Brent kontrak pengiriman Agustus 2002 di ICE Futures juga turun 2,0 persen atau 85 sen, menjadi 40,88 dolar AS per barel.”
Sementara itu para analis mengatakan setelah harga naik dua kali lipat sejak bulan April 2020, kini investor mulai berhati-hati terkait adanya potensi penurunan harga minyak dunia.
“Reli harga minyak mentah baru-baru ini terhenti karena meningkatnya persediaan menuju pemulihan,” kata analis ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.
Sementara itu, Energy Information Administration (EIA) melaporkan persediaan minyak mentah AS naik 5,7 juta barel dalam sepekan, sehingga jumlah totalnya menjadi 538,1 juta barel.
Jumlah tersebut merupakan rekor baru setelah impor melonjak karena kedatangan pasokan minyak yang dibeli AS secara besar-besaran ketika minyak mentah dari Arab Saudi saat itu membanjiri pasar selama periode Maret hingga April 2020.
Sedangkan cadangan bensin tumbuh lebih dari yang diharapkan menjadi 258,7 juta barel. Stok sulingan, yang meliputi diesel dan minyak pemanas naik 1,6 juta barel, tetapi kenaikannya lebih kecil dari minggu-minggu sebelumnya.
Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) mengatakan, AS sebagai negara dengan perekonomian terbesar dunia diperkirakan akan menyusut 6,5 persen sepanjang 2020. Sementara tingkat pengangguran AS akan berada pada level 9,3 persen sepanjang 2020. [wip]