(IslamToday ID) – Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov mengatakan Presiden Vladimir Putin prihatin dengan kemampuan pemerintahan Trump dalam menjaga perjanjian bersama Rusia-AS.
“Presiden Putin prihatin tentang sejauh mana ia dapat mempercayai perjanjian dan bagaimana tindakan Presiden Trump dapat diprediksi. Presiden Putin mungkin berpikir tentang mengambil langkah-langkah tertentu agar tidak hanya membawa hubungan bilateral ke depan dari krisis ini, tetapi juga dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak untuk lebih merusak keamanan dan stabilitas global,” ujar Peskov dalam acara TV “The Big Game” dari Channel One, seperti dikutip di Sputniknews, Selasa (23/6/2020).
Selain itu, Peskov juga menekankan bahwa Putin khawatir dalam beberapa bulan ke depan tidak akan ada kesepakatan yang mengatur keamanan global.
Ini terjadi ketika pemerintahan Trump mendekati tenggat waktu untuk memperpanjang perjanjian New START, yang berakhir pada Februari 2021.
New START ditandatangani antara AS dan Rusia pada 2010 yang menetapkan pengurangan jumlah peluncur rudal nuklir strategis dan juga membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis.
Rusia telah berulang kali mengundang Washington untuk memperpanjang perjanjian New START selama lima tahun tanpa syarat. Moskow bahkan siap untuk membahas kemungkinan kerangka perjanjian baru.
Namun, sejauh ini AS malah ingin mengadvokasi kesepakatan kontrol senjata trilateral, yakni AS, Rusia, dan China.
Awal bulan ini, Senator Bob Menendez selaku anggota parlemen oposisi AS memperkenalkan RUU yang menekankan agar AS segera memperpanjang perjanjian New START dan membatasi Trump agar tidak merusak satu-satunya kesepakatan pengendalian senjata strategis utama yang tersisa dengan Rusia. [wip]