(IslamToday ID) – Penasihat senior Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Shaath menyatakan jika Israel melanjutkan rencananya melakukan aneksasi (pencaplokan) wilayah Tepi Barat, maka akan terjadi Intifada jilid III yang didukung sebagian besar bangsa Arab.
“Ketika segala sesuatunya bergejolak dan menjadi intifada sepenuhnya, kita akan melihat kombinasi kekuatan antara Gaza dan Tepi Barat,” kata Nabil kepada France24, Minggu (5/7/2020).
Ia melanjutkan, intifada jilid III kemungkinan juga akan mendapat dukungan keuangan luas dari dunia Arab.
Minggu ini, dua faksi besar di Palestina, Hamas yang memerintah di Jalur Gaza, dan Fatah yang bertanggung jawab atas Tepi Barat, berjanji melakukan kampanye bersama melawan rencana aneksasi Israel.
Sebelumnya, Abbas menarik diri dari perjanjian keamanan dengan Israel atas rencana aneksasi. Ia juga tidak akan mencegah secara hukum bagi mereka yang akan melakukan tindak kekerasan anti-Israel.
Sementara, Israel dan Palestina tidak pernah secara khusus berdamai. Setiap gejolak besar atau pemberontakan berkelanjutan disebut sebagai intifada.
Intifada pertama berlangsung dari 1987 hingga 1993 yang mengakibatkan kematian 2.000 warga Palestina dan hampir 300 warga Israel, baik warga sipil maupun aparat keamanan. Intifada kedua terjadi pada awal 2000-an, bahkan lebih berdarah, 3.000 warga Palestina meninggal dan lebih dari 1.000 warga Israel tewas.
Rencana aneksasi diperjuangkan oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, yaitu menggabungkan semua permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki ke dalam wilayah Israel. Lebih dari 460.000 orang Yahudi tinggal di permukiman-permukiman ini, yang dibangun dengan melanggar hukum internasional. Dan aneksasi akan mengusir orang-orang Palestina dari sebagian besar wilayah mereka.
Rencana aneksasi akan dilakukan pada 1 Juli 2020 lalu, namun Israel tidak mendapatkan “restu” formal dari Washington. Sekutu terdekat Israel, Amerika Serikat (AS) menyatakan aneksasi adalah pilihan Israel, apakah akan melakukannya atau tidak, dan AS tidak secara terbuka mendukung rencana tersebut. Namun, komunitas internasional menolak keras aneksasi itu, bahkan Uni Eropa yang notabene sekutu AS, mengancam akan menjatuhkan sanksi bagi Tel Aviv. [wip]