(IslamToday ID) – Inggris memutuskan mengirim kapal induk baru HMS Queen Elizabeth untuk bergabung dengan kekuatan tempur Amerika Serikat (AS) dan Jepang di Indo-Pasifik untuk mengimbangi dominasi China di kawasan itu. Kedatangan Inggris semakin membuat suasana Laut China Selatan (LCS) kian memanas.
HMS Queen Elizabeth, kapal induk pertama yang telah menyelesaikan pelatihan, dijadwalkan akan melakukan pelayaran perdananya sebagai pusat dari kelompok serangan pada awal tahun depan.
Mengutip The Australian, kapal induk bernilai 3,1 miliar pound atau setara 5,6 juta dolar AS itu diperkirakan akan mengunjungi Timur Jauh, melakukan latihan militer dengan sekutu mereka termasuk AS dan Jepang.
Kapal induk ini memiliki awak sekitar 700 personel. Namun jumlah itu bisa bertambah hingga 1.600 personel ketika jet tempur dan helikopter dimuat di atas kapal induk itu.
Kapal induk HMS Queen Elizabeth akan dikawal dua kapal perusak tipe 45, dua kapal fregat tipe 23, dua kapal tanker, dan beberapa helikopter. Kapal induk ini akan menyelesaikan latihan bersama sekutu pada musim gugur ini.
Australia dan Kanada juga dilaporkan akan turut bergabung dalam latihan tersebut.
Marsekal Udara Gerry Mayhew, wakil komandan operasi menyarankan bahwa sekutu menyambut kehadiran militer Inggris yang lebih besar.
Ia mengatakan, bersama dengan mitra barat, maka kolega Timur Jauh melalui perjanjian pertahanan lima kekuatan dan dengan Jepang, bersama sejumlah negara lainnya benar-benar bersemangat memperkuat latihan udara dan maritim.
Inggris bergabung dengan aliansi lima kekuatan dengan Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia pada tahun 1971.
“Jika Anda meninggalkan kapal jauh dari rumah dengan dukungan militer dan logistik yang terbatas, Anda perlu tahu apa reaksi Anda jika seseorang memanggil Anda dengan menggertak,” kata Laksamana Jeremy Blackham, mantan wakil komandan armada memperingatkan.
“HMS Queen Elizabeth dan para pengawalnya akan menawarkan kepada Inggris kemampuan serangan kapal induk kelas dunia. Tidak ada keputusan yang dibuat tentang penyebaran HMS Queen Elizabeth,” tambah seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris. [wip]