(IslamToday ID) – Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) menganggap teritorial daratan sangatlah penting seperti halnya wilayah laut. Oleh sebab itu, militer AS dipastikan takkan membiarkan hegemoni China dan partai komunisnya mencengkeram Indo-Pasifik.
Komandan Angkatan Darat AS, Jenderal James Charles McConville menganggap bukan cuma China yang menjadi ancaman. Di satu sisi, Rusia juga adalah musuh terdekat yang memiliki pengaruh signifikan. Seperti diketahui, Rusia dan China adalah sekutu yang menjadi kompetitor terbesar AS.
Dalam laporan Defence Talk, McConville sempat melakukan perjalanan ke sejumlah negara di kawasan Indo-Pasifik untuk bertemu dengan sejumlah panglima militer. Pasca kunjungannya, perwira tinggi berusia 61 tahun itu punya asumsi bahwa ada banyak negara yang menginginkan perang.
Meski demikian, McConville tetap yakin bahwa persaingan kekuatan negara-negara raksasa bukan berarti harus dibuktikan dalam konflik horizontal. McConville mengerti betul bahwa sejumlah negara di kawasan Indo-Pasifik menginginkan stabilitas keamanan dan perdamaian. Oleh sebab itu, ia merasa negara-negara di wilayah ini harus menjadi sekutu AS.
“Hal terakhir yang diinginkan siapapun adalah beberapa jenis konflik. Persaingan kekuatan besar tidak berarti ada konflik kekuatan besar. Apa yang diinginkan (negara-negara Indo-Pasifik) adalah stabilitas keamanan di kawasan ini. Sehingga semuanya bisa makmur,” ujarnya.
“Kami bekerja sangat erat dengan mitra, bersama kami untuk memastikan bahwa kami memiliki kesamaan dalam konsep,” tambah McConville.
Senada dengan McConville, Komandan Korps I Angkatan Darat AS, Letjen Randy George memastikan pihaknya akan mendatangkan sejumlah pasukan yang nantinya akan bergabung dalam satu gugus tugas. Gugus tugas ini akan beroperasi di wilayah Indo-Pasifik untuk menangkal setiap ancaman yang datang, terutama dari armada Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).
“Medan utama akan senantiasa menjadi aspek paling kritis, dan kami harus menggabungkan upaya untuk melindungi kedaulatan, hukum internasional, dan ketertiban berdasarkan aturan,” ucap George.
Salah satu bentuk kerja sama AS dan negara-negara kawasan Asia Tenggara adalah latihan gabungan bertajuk Operasi Kobra Emas (Gold Cobra), yang diresmikan sejak 1982. Armada militer AS menggelar latihan gabungan bersama armada militer Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan tentunya dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI). [wip]