(IslamToday ID) – Komite Nasional untuk Keselamatan Rakyat menyatakan pemimpin kudeta militer di Mali mencabut pemberlakuan jam malam di seluruh negeri pada hari Minggu (6/9/2020).
Seperti diketahui, jam malam itu telah diberlakukan selama lebih dari dua minggu pasca penggulingan Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita pada Agustus lalu.
Sekelompok tentara Mali melakukan kudeta pada tanggal 18 Agustus dan memulai pemberontakan di pangkalan militer dekat ibukota Bamako.
Militer menuntut reformasi politik, peralihan kekuasaan, dan digelarnya pemilihan umum. Pemberontak menculik beberapa pejabat tinggi, termasuk Presiden Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse. Keita kemudian mengumumkan pengunduran dirinya dari pemerintahan dan parlemen.
Para pemimpin negara di seluruh dunia serta organisasi internasional mengutuk kudeta tersebut. Perkumpulan ECOWAS Afrika Barat menutup perbatasannya dan memutuskan hubungan politik dan ekonomi dengan Mali.
Pemberontak membentuk Komite Nasional untuk Keselamatan Rakyat di bawah kepemimpinan Kolonel Assimi Goita, yang sebelumnya adalah komandan pasukan militer di Mali.
Perwakilan dari militer Mali dan delegasi ECOWAS belum mencapai kesepakatan mengenai kondisi untuk transisi ke pemerintahan yang dipimpin kalangan sipil. [wip]