(IslamToday ID) – Sebuah momen langka terjadi saat pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-Un meminta maaf kepada Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-In. Permintaan maaf Kim ini terkait pembunuhan seorang pejabat Korea Selatan oleh Tentara Rakyat Korea Utara (KPA).
Diberitakan sebelumnya, pada hari Kamis (24/9/2020) dilaporkan bahwa seorang pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan hilang. Saat ditemukan, pejabat itu sudah menjadi mayat dan mengambang di laut perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan.
Menurut laporan lain yang dikutip dari BBC, pejabat tersebut tewas ditembak pasukan Tentara Rakyat Korea Utara. Setelah ditembak, mayat pejabat itu diguyur bensin dan dibakar sebelum dibuang ke laut.
Ada dugaan pejabat itu dibunuh lantaran memasuki wilayah Korea Utara secara ilegal. Sebab seperti diketahui, Kim sudah memberi instruksi kepada pasukan Tentara Rakyat Korea Utara untuk menembak mati siapa pun yang melewati perbatasan. Langkah ini diambil untuk mencegah penularan virus corona (Covid-19) di Korea Utara.
Kim dikabarkan telah meminta maaf secara pribadi kepada Presiden Moon, atas peristiwa yang membuat pejabatnya tewas. Permintaan maaf Kim ditulis dalam sepucuk surat, dengan pernyataan peristiwa memalukan dan seharusnya tidak terjadi.
Kim juga mengatakan dalam suratnya bahwa ia memahami lebih dari siapapun tekanan dan kesulitan yang dihadapi untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan kerusakan akibat bencana angin topan baru-baru ini. Itu adalah kebenaran yang tulus dan Kim ingin berbagi rasa sakit dan penderitaan dengan orang-orang Korea Selatan.
Permintaan maaf Kim adalah pernyataan pertama dari pihak Korea Utara pasca terjadinya peristiwa mengerikan itu. Setelah melakukan penyelidikan, otoritas keamanan Korea Utara memastikan ada 10 peluru yang bersarang di tubuh pejabat itu.
Hasil penyelidikan otoritas keamanan Korea Utara itu telah dikirim ke Korea Selatan. Meski demikian, Korea Utara membantah telah membakar mayat pejabat itu. [wip]