(IslamToday ID) – Sekjen NATO, Jens Stoltenberg mengaku sangat khawatir dengan perkembangan terbaru konflik Armenia-Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh. Stoltenberg lalu meminta Turki untuk membantu meredam konflik tersebut.
Stoltenberg menilai Turki memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap Azerbaijan. Oleh karena itu, ia berharap Ankara mau menggunakan pengaruhnya untuk dapat membawa Baku dan Yerevan melakukan gencatan senjata dan mungkin duduk satu meja untuk melakukan pembicaraan damai.
“Kami sangat prihatin dengan meningkatnya permusuhan. Saya berharap Turki menggunakan pengaruhnya yang cukup besar untuk meredakan ketegangan,” kata seperti dikutip di Al Arabiya pada hari Senin (5/10/2020).
Sebelumnya, Azerbaijan membuat sebuah persyaratan gencatan senjata yang tampaknya tidak akan pernah diterima oleh Armenia. Baku meminta Armenia minta maaf, kemudian pengakuan Karabakh sebagai wilayah Azerbaijan dan menarik mundur semua pasukan mereka di wilayah tersebut.
“Mereka harus berkomitmen untuk menarik pasukan dari wilayah kami. Mereka harus memberi kami jadwal penarikan diri dari wilayah pendudukan,” kata Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev.
“Perdana menteri mereka, yang mengatakan bahwa Karabakh adalah Armenia, sekarang harus mengatakan bahwa Karabakh bukanlah Armenia. Dan setelah itu, tentu saja, kami siap untuk mengakhiri permusuhan dan memulihkan rezim gencatan senjata,” tambahnya. [wip]