(IslamToday ID) – Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari memperingatkan pengunjuk rasa untuk tidak merusak fasilitas umum atau anarkis. Pernyataan Buhari itu adalah yang pertama sejak pasukan keamanan dituduh menembak mati pengunjuk rasa damai di Lagos pada Selasa (20/10/2020).
Namun, Buhari gagal untuk menyebutkan secara langsung insiden yang telah menimbulkan kekacauan di kota terbesar di Afrika itu dan memicu kemarahan internasional.
Sebaliknya, ia menyalahkan mereka yang telah membajak dan menggiring ke arah yang salah selama berminggu-minggu melakukan protes terhadap kebrutalan polisi karena pertumpahan darah dan memperingatkan agar tidak merusak keamanan nasional. “Dalam situasi apapun ini tidak akan ditoleransi,” kata Buhari, Jumat (23/10/2020), seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Ia pun meminta kaum muda untuk menghentikan aksi protes jalanan dan secara konstruktif melibatkan pemerintah dalam mencari solusi. “Suaramu sudah terdengar lantang dan jelas dan kami merespons,” ujarnya.
Buhari mengabaikan kecaman dari Amerika Serikat (AS), Uni Afrika, Uni Eropa, dan Inggris atas penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh pihak berwenang. “Kami berterima kasih dan meminta Anda semua untuk mencari tahu semua fakta yang tersedia sebelum mengambil posisi atau terburu-buru menghakimi dan membuat pernyataan tergesa-gesa,” ungkapnya.
Amnesty International menyatakan tentara dan polisi Nigeria menembak mati 12 demonstran tak bersenjata pada hari Selasa, sementara 56 orang tewas secara keseluruhan di seluruh negeri sejak protes dimulai pada 8 Oktober.
Toko-toko dijarah, gedung-gedung dibakar, dan tembakan sporadis dilaporkan untuk hari kedua di Lagos pada hari Kamis meskipun jam malam diberlakukan sepanjang hari.
Untuk diketahui, protes meletus di Nigeria dua minggu lalu atas kebrutalan Pasukan Khusus Anti-Perampokan (SARS).
Buhari membatalkan unit tersebut dan berjanji akan melakukan reformasi, tetapi tuntutan dari para pengunjuk rasa meluas hingga menyerukan perubahan yang lebih besar. Pihak berwenang menyatakan demonstrasi semakin banyak diambil alih oleh penjahat ketika kekerasan berkobar dan berusaha untuk menghentikan mereka.
Tentara Nigeria membantah telah menembaki demonstran pada hari Selasa. Namun kelompok hak asasi manusia (HAM), PBB, dan AS mengecam penembakan yang direkam dalam video dan gambar yang dibagikan secara global dan secara daring. Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet mengatakan ada tanda-tanda serangan itu direncanakan sebelumnya dan dikoordinasikan. [wip]