ISLAMTODAY ID— Produsen Perusahaan Mobil Listrik (EV) terbesar milik Elon Musk akan mengembangkan basis produksi ketiganya.
Sebelumnya, perusahaan ini telah mendirikan basis produksi di negara China dan Amerika Serikat (AS). Jika kesepakatan tercapai, negara ketiga yang akan menjadi basis produksi ialah India dibanding Indonesia.
Meskipun kesepakatan tersebut belum final, namun pembicaaraan Elon Musk dan pemerintahan India sudah memasuki tahap lebih lanjut.
Sementara itu, sebelumnya negara Indonesia digadang-gadang sebagai negara ketiga basis produksi Tesla. Lalu, mengapa Tesla lebih memilih India daripada Indonesia?
Berikut beberapa pendapat terkait fenomena tersebut.
Seperti dilansir dari Voi (19/2), menurut Direktur INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Tauhid Ahmad menyebutkan beberapa hal yang memuat Tesla memilih India daripada Indonesia.
Pertama, bila mendirikan basis produksi di India, pajak yang harus dikeluarkan Tesla lebih murah.
Taufid Ahmad mengatakan bahwa India memiliki kebijakan pajak murah untuk menarik investasi ke negara itu. Sementara itu, di Indonesia belum memiliki kebijakan seperti itu. Terlebih, Tesla telah menjalin kerja sama dengan perusahaan India yang berbasis di Amsterdam.
“India memiliki rezim pajak yang lebih bersahabat dengan investor asing. Jadi India bisa menawarkan pajak yang lebih murah. Saya rasa ini hal pertama yang akan saya dapatkan jika Tesla (membangun pabrik) di India” jelasnya.
Kedua, India memiliki tenaga ahli di segala bidang. Tauhid Ahmad menegaskan bahwa India mempunyai tenaga ahli yang berkaitan dengan teknologi informasi, dan bidang mobil listrik. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi Tesla untuk berinvestasi. Meskipun pada kenyataannya, Indonesia memiliki bahan baku mentah dan memiliki pasar yang juga besar. Namun India memiliki banyak tenaga ahli di berbagai bidang yang jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan Indonesia.
Dalam masa pandemi COVID-19 semua negara merasakan dampak yang signifikan. Ketiga, Dibandingkan Indonesia, India mengalami pemulihan ekonomi lebih cepat.
Proyeksi pertumbuhan India naik sekitar 7 persen pada 2021, karena penurunan COVID-19 sekarang di India jauh lebih cepat dari Indonesia. Fakta tersebut merupakan alasan ketiga mengapa Tesla memilih India daripada Indonesia berdasarkan pendapat Direktur INDEF, Taufiq Ahmad.
Ekosistem Kota
Sillicon Valley menjadi daerah dimana pusat perusahaan Tesla berdiri di kawasan California. Daerah tersebut dihuni oleh banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di bidang semikonduktor dan komputer, salah satunya Perusahaan Mobil Listrik, Tesla.
Ekosistem yang ada di Sillicon Valley memudahkan para perusahan-perusahaan tersebut untuk mengembangkan produknya. Salah satu kota di dunia yang memiliki ekosistem serupa adalah Kota Banglore di negara bagian Karnataka, wilayah Barat Daya India.
Kota ini merupakan salah satu kota metropolitan terbesar di India dengan memiliki fasilitas sumber daya manusia yang mumpuni, perkembangan teknologi yang signifikan maupun berkumpulnya para investor. Hal tersebut membuktikan bahwa kota Bangalore memiliki ekosistem mumpuni bagi perusahaan-perusahaan besar di bidang itu.
Sebelumnya diketahui, perusahan-perusahaan otomatif sudah lebih dahulu membuka pusat teknologi di Bangalore, termasuk Mercedes-Benz, Great Wall Motors, General Motors, Continental, Mahindra & Mahindra, Bosch, Delphi and Volvo.
Menurut Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, alasan perusahaan mobil listrik (EV) Tesla tidak memilih Indonesia melainkn India karena Indonesia belum memiliki ekosistem yang mampu .memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan India memiliki kota Bangalore yang terbukti menjadi salah satu kota produksi terbaik bagi perusahaa-perusahaan otomatif.
Selain itu, meski Indonesia juga memiliki jumlah penduduk yang besar sekitar 271.349.889 jiwa. Namun India dengan jumlah penduduk sekitar 1.393.409.033 jiwa merupakan negara dengan jumlah penjualan mobil keempat terbesar di dunia setelah China, AS, dan Jepang.
Terlepas dari tidak dipilihnya negara Indonesia sebagai basis produksi perusahaan Tesla, beberapa alasan diatas dapat menjadi pertimbangan dan/atau pembelajaran bagi Indonesia dalam mencari perhatian para investor luar negeri.
Penulis: Resa Enggar