(IslamToday ID) – Pernyataan mengejutkan dikeluarkan oleh Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan. Pada hari Ahad (28/3/2021) ia mengatakan akan melepaskan jabatannya, hal yang selama ini ia tolak dengan tegas meski tekanan datang bertubi-tubi memintanya mundur.
“Saya akan mengundurkan diri,” kata Pashinyan saat melakukan kunjungan ke barat laut Armenia, menurut video yang dipublikasikan di halaman Facebook-nya seperti dikutip dari AFP.
“Saya akan mengundurkan diri pada bulan April. Saya akan mengundurkan diri bukan untuk mundur, tetapi agar pemilihan umum dapat berlangsung.”
Menurutnya, itu adalah jalan keluar terbaik dari situasi internal yang mencengkeram Armenia selama berbulan-bulan. Pashinyan mengatakan akan menjabat sebagai perdana menteri sementara sampai pemilihan parlemen 20 Juni.
Armenia diguncang kisruh politik pasca kekalahan telak dalam perang Nagorno-Karabakh melawan Azerbaijan. Kerusuhan meletus di negara itu setelah Pashinyan pada November tahun lalu menandatangani perjanjian gencatan senjata yang ditengahi Rusia dengan Azerbaijan.
Pashinyan berada di bawah tekanan untuk mundur setelah menyetujui gencatan senjata dengan Azerbaijan, yang dianggap banyak orang di Armenia sebagai penghinaan nasional. Aksi demo brutal itu menambah kepedihan
Berdasarkan kesepakatan itu, Yerevan mengosongkan sebagian besar wilayah ke Azerbaijan dan mengizinkan pasukan penjaga perdamaian Rusia untuk ditempatkan di wilayah yang telah dikuasainya selama tiga dekade.
“Saya akan terus menjabat sebagai perdana menteri sementara,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa jika pemilih mendukung dirinya dan timnya, mereka akan terus melayani dengan lebih baik dari sebelumnya. Jika ternyata ia kalah, maka ia dengan legowo akan menerima dan menstransfer kekuasaan kepada siapa pun yang terpilih. [wip]