(IslamToday ID) – Gencatan senjata diumumkan militer Myanmar yang berlaku pada 1 April 2021 atau hari ini selama sebulan penuh.
Semua operasi militer akan ditangguhkan, kecuali yang berurusan dengan pertahanan dan masalah administrasi yang mengganggu keamanan dan administrasi pemerintah.
Panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing dalam pidatonya pada hari Kamis (1/4/2021) mengatakan tentara telah mengumumkan gencatan senjata sepihak sampai 30 April. Selama masa itu, kemungkinan pembicaraan damai dengan kelompok-kelompok etnis bersenjata di negara itu dapat dilakukan.
Ini juga sekaligus untuk merayakan festival Buddha Thingyan secara damai, yang berlangsung pada 13-16 April. Festival selama sepekan itu menandai awal tahun baru dalam kalender Myanmar.
Mengutip dari BBC, pengumuman ini muncul setelah militer Myanmar sibuk menghadapi kelompok gerilya etnis minoritas di berbagai daerah.
Lebih dari belasan kelompok etnis minoritas selama beberapa dekade telah berusaha menuntut otnonomi daerah lebih besar dari pemerintah pusat, terkadang melalui pasukan bersenjatanya. Bahkan sebelum kudeta, hubungan antara kedua pihak telah memanas dan upaya gencatan senjata dianggap rapuh.
Kelompok etnis minoritas belum memberikan reaksi langsung terhadap pengumuman gencatan senjata ini. Namun, sebelumnya beberapa kelompok besar, termasuk etnis Kachin di utara, etnis Karen di timur, dan etnis Rakhine di barat, secara terbuka mengecam kudeta yang dilakukan militer Myanmar. Mereka menyatakan akan membela pengunjuk rasa di wilayah yang mereka kuasai.
Ada kekhawatiran internasional yang berkembang tentang prospek negara ini. Junta belum menerima tawaran dari negara tetangga untuk membantu menemukan solusi.
Pada hari Selasa, AS bahkan memerintahkan sebagian besar warganya untuk meninggalkan Myanmar. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan di Mynmar kekerasan semakin mengganggu dan bahkan mengerikan terhadap para demonstran. [wip]