(IslamToday ID) – Italia masih menerapkan jam malam, larangan berkumpul dalam jumlah besar, dan pembatasan lainnya untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19). Sehingga ini berdampak pada sekitar 2,5 juta umat muslim di negara itu dalam melalui bulan Ramadan.
Persatuan Komunitas Islam di Italia (Ucooi) telah menginstruksikan masjid dan tempat ibadah di negara itu untuk memastikan bahwa semua aturan terkait virus corona sepenuhnya harus dihormati.
“Kami mengimbau untuk menghindari keramaian di pintu masuk dan keluar tempat ibadah, menyediakan masker dan gel desinfektan kepada umat, serta tidak membawa anak-anak. Kami juga meminta semua orang untuk membawa sajadah mereka sendiri,” kata Presiden Ucooi, Yassine Lafram seperti dikutip dari Arab News, Senin (19/4/2021).
“Kami akan sangat merindukan dimensi sosial Ramadan, karena tidak akan ada kunjungan ke keluarga dan khutbah serta pelajaran hanya akan berlangsung secara online. Kami telah beradaptasi dengan situasi saat ini,” sambungnya.
Namun, beberapa muslim mengatakan, Ramadan tahun ini akan dirayakan lebih baik daripada tahun 2020, ketika semua tempat ibadah ditutup karena penguncian nasional.
“Setidaknya tahun ini kami bisa pergi ke masjid untuk salat, tentunya dengan segala kewaspadaan yang mungkin agar tidak mengambil risiko. Itu langkah maju yang cukup besar dibandingkan dengan tahun lalu, ketika kami tidak dapat meninggalkan rumah kami,” kata Sana El-Gosairi.
“Kami akan sangat berhati-hati. Kami tidak dapat mengambil risiko apapun sekarang, karena kami dapat melihat cahaya di ujung terowongan dengan vaksin,” sambungnya.
El-Gosairi menuturkan, ia akan menghabiskan Ramadan tanpa orang tuanya, yang terjebak di Maroko karena larangan perjalanan yang diperpanjang negara itu hingga 21 Mei.
Hamid Zariate, seorang dokter dan imam di Kota Biella, mengatakan ia telah mengeluarkan imbauan kepada jamaahnya untuk menghindari keramaian.
“Pesan Islam akan tetap bisa menyebar di antara kita melalui internet. Ini adalah peluang besar yang juga memungkinkan kami menjangkau banyak anak muda,” katanya.
Sementara itu, Islamic Center di Brescia menuturkan, meski pembatasan ketat masih membayangi Ramadan kali ini, tetapi situasinya masih jauh lebih baik dibanding tahun lalu dan itu patut disyukuri.
“Kami tidak akan memiliki kenormalan yang lengkap, tetapi kami akan menjalaninya dengan spiritualitas yang lebih sadar,” ucapnya, sembari mengatakan bahwa paket makanan akan dikirimkan kepada mereka yang membutuhkan. [wip]