ISLAMTODAY ID-Teheran tidak senang dengan kemenangan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh yang disengketakan melawan Armenia.
Pembatasan Baku pada truk Iran yang masuki wilayah itu tingkatkan ketegangan antara tetangga.
Ketika negara-negara melakukan latihan militer di dekat perbatasan negara lain seperti yang dilakukan Iran sekarang di dekat perbatasan Azerbaijan.
Langkah tersebutsering dianggap sebagai tanda yang mengkhawatirkan dan peringatan kepada tetangga bahwa hal-hal tidak berjalan baik di antara mereka.
Jadi apa pesan Teheran ke Baku dengan latihan militer tanpa henti?
Situasi perbatasan yang tegang telah sebabkan perang antara penduduk Iran, karena mereka sesekali mengambil video dan gambar truk dan tank militer mereka bergerak menuju perbatasan negara dengan Azerbaijan.
Sementara itu, pemerintah Iran berikan penjelasan yang tidak jelas dengan mengatakan latihan itu bertujuan untuk memastikan ‘kedaulatan’ Teheran.
Juru bicara kementerian luar negerinya mengatakan bahwa “Iran tidak akan mentolerir kehadiran rezim Zionis di dekat perbatasan kita”, merujuk pada Israel.
Tetapi Israel tidak memiliki perbatasan dengan Iran dan Azerbaijan.
Sementara Baku berbagi hubungan kerja dengan Tel Aviv, ia tidak memiliki kebijakan resmi untuk mendukung Israel melawan Iran.
Akibatnya, tampaknya ada alasan tidak resmi lainnya untuk melanjutkan latihan militer Iran di dekat perbatasan Azerbaijan.
Para ahli melihat tiga elemen utama mengapa Iran kerahkan pasukan di sepanjang perbatasan dengan Azerbaijan.
Elemen tersebut antara lain mulai dari konflik Azerbaijan-Armenia hingga mengembangkan tanggapan terhadap latihan bersama Turki-Azerbaijan-Pakistan baru-baru ini di wilayah tersebut hingga mengirim pesan ke populasi besar Azerbaijan di dalam Iran.
Rute Pasokan
Pertama, Iran tidak senang dengan cara Perang Empat Puluh Empat Hari antara Baku dan Yerevan dalam konflik Nagorno Karabakh berakhir tahun lalu dengan kemenangan Baku.
Baku mendapatkan banyak wilayah yang disengketakan dari penjajah Armenia.
Sejak awal sampai sekarang, Teheran diam-diam mendukung orang-orang Armenia melawan Azerbaijan sementara Azerbaijan memiliki mayoritas Syiah seperti Iran.
Ada beberapa alasan dukungan Teheran kepada Yerevan, tetapi salah satunya terkait dengan jalur perdagangan Iran di Asia Barat.
Melalui Karabakh yang sebelumnya diduduki Armenia, Iran dapat mencapai Rusia dan sebagian besar Asia Barat tanpa membayar bea cukai untuk truk dan sarana transportasi lainnya, menurut Fatima Karimkhan-jurnalis yang berbasis di Teheran.
Setelah perang, Azerbaijan yang memperoleh sebagian besar wilayah Karabakh, telah memberikan “tekanan pada akses Iran ke Asia Barat” dengan membatasi dan membebankan transportasi Iran melintasi Karabakh untuk mencapai Armenia, Karimkhan mengatakan kepada TRT World.
Tetapi bagi Baku, kebijakan itu cukup normal karena Karabakh adalah bagian dari kedaulatan Azerbaijan dan setiap transportasi yang terkait dengan kegiatan perdagangan melintasi wilayah itu harus tunduk pada bea cukai.
Juga, otoritas Azerbaijan khawatir bahwa truk-truk Iran mungkin juga membawa peralatan militer yang bisa berakhir di tangan orang-orang Armenia, musuh lama mereka.
Selama wawancara dengan Badan Anadolu Turki, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menjelaskan tentang masalah ini.
“Kami telah mengetahui bahwa truk-truk Iran secara ilegal memasuki wilayah Karabakh berkali-kali selama dan sebelum perang,” ujar Aliyev, seperti dilansir oleh TRTWorld, Kamis (30/9).
Setelah menguasai sebagian besar Karabakh, Baku mulai menunjukkan kegelisahannya terhadap truk-truk Iran.
“Selangkah demi selangkah, kami mulai mengendalikan jalan melintasi wilayah Azerbaijan kami [pergi ke Karabakh] dan jumlah truk [Iran] akhirnya berkurang menjadi nol,” ujar presiden.
Dia juga memprotes latihan Iran di dekat perbatasan Azerbaijan.
“Kenapa sekarang, dan kenapa di perbatasan kita? Mengapa ini dilakukan setelah kami membebaskan tanah-tanah ini setelah 30 tahun pendudukan [Armenia]?” tanya Aliyev.
Dia juga mengatakan bahwa “sangat terkejut” dengan latihan militer Iran.
Rupanya, pernyataan Aliyev baru-baru ini membuat Teheran marah.
“Apa yang baru-baru ini dikatakan Aliyev sangat ofensif dari sudut pandang opini publik Iran,” ungkap Karimkhan.
Menghentikan truk Iran oleh Azerbaijan adalah sesuatu yang dianggap Iran tidak dapat diterima, mengancam keamanan perdagangan Teheran di seluruh Asia Barat, menurut Karimkhan.
“Iran dengan latihan militer ini menunjukkan keseriusannya tentang koneksi jalan ke Armenia dan Asia Barat,” tambahnya.
Ketegangan Internal
Kedua, Iran juga mengkhawatirkan populasi Turki yang besar yang sebagian besar adalah orang Azerbaijan.
Beberapa percaya bahwa populasi asal Turki Iran, yang meliputi Turkmenistan, Qashgai dan kelompok berbahasa Turki lainnya, mungkin berjumlah hampir 40 persen.
Banyak orang Azeri menyebut Azerbaijan selatan utara Iran, di mana hampir 20 juta orang Azerbaijan tinggal menurut perkiraan yang berbeda.
Beberapa nasionalis dan intelektual Azeri telah lama mendefinisikan bagian utara dan selatan sebagai identik secara budaya dan sosial, dengan alasan bahwa mereka harus bergabung di bawah persatuan politik.
Semua ini juga membuat Teheran gugup.
Kegugupan negara mayoritas Syiah itu meningkat dengan adanya latihan trilateral Turki-Pakistan-Azerbaijan baru-baru ini.
Latihan tersebut dapat mendorong penduduk etnis Azerbaijan untuk menunjukkan lebih banyak penentangan terhadap Teheran atas pemikiran Iran, ujar Matthew Bryza, mantan duta besar AS untuk Azerbaijan dan seorang rekan senior di Dewan Atlantik.
“Iran mengerahkan militernya di sepanjang perbatasannya dengan Azerbaijan sebagai tanggapan atas latihan militer trilateral yang dilakukan oleh Azerbaijan, Turki dan Pakistan,” ungkap Bryza kepada TRT World.
Latihan bersama dimulai di Baku pada 12 September. Sementara Iran tidak berusaha untuk menjadi “bermusuhan”, itu masih menunjukkan kepada ketiga negara kegelisahannya atas latihan bersama mereka, menurut mantan diplomat AS.
“Ini juga memberi sinyal kepada komunitas etnis Azerbaijan, yang mendominasi Iran utara bahwa mereka tidak boleh melihat latihan militer sebagai semacam peluang untuk memicu kerusuhan. Ada minat besar oleh penduduk etnis Azerbaijan di Iran utara dalam operasi Azerbaijan dalam Perang Empat Puluh Empat Hari baru-baru ini melawan Armenia, ” ungkap Bryza.
Bryza menarik perhatian pada fakta bahwa selama Perang Azerbaijan-Armenia, ada demonstrasi besar-besaran pro-Azerbaijan di Iran utara.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi bagaimana komunitas Azeri di Iran dan Azerbaijan telah bersatu melawan pendudukan Armenia di wilayah Karabakh.
Kepemimpinan di Teheran mungkin semakin khawatir tentang prospek separatisme etnis Azerbaijan setelah kemenangan Baku atas Yerevan, menurut Bryza.
“Sebagian besar, penempatan militer Iran di sepanjang perbatasan Azerbaijan adalah sinyal internal [untuk warga Azerbaijan Iran],” ujar Bryza.
Karimkhan, jurnalis Iran, juga berpikir bahwa ada dimensi internal terkait latihan militer Teheran baru-baru ini.
Banyak orang Iran, yang membagikan video dan gambar kendaraan militer Iran yang bergerak ke perbatasan barat laut negara itu, “sangat senang” bahwa latihan militer menunjukkan tekad negara itu untuk mempertahankan “integritas teritorialnya”, katanya.
Sementara dia berpikir gagasan penyatuan dua bagian Azerbaijan yang berbeda adalah “hanya propaganda”, kebanyakan orang di Iran “tidak melihat ini dengan cara ini”, katanya.
“Mereka pikir suara penyatuan ini bisa melangkah lebih jauh, jadi mereka sangat mendukung latihan militer di sepanjang perbatasan Iran dengan Azerbaijan saat ini,” tambahnya.
“Di Iran, karena populasi Turki yang sangat besar, secara historis ada ketakutan politik bahwa dua Azerbaijan, Baku [ibukota Azerbaijan utara] dan Tabriz [ibu kota Azerbaijan selatan] mungkin bergabung di beberapa titik,” ungkap Esref Yalinkilicli-analis politik Eurasia yang berbasis di Moskow, dalam wawancara TRT World sebelumnya.
“Di sisi lain, dalam memori politik dan kebijakan luar negeri Azerbaijan, gagasan Azerbaijan Raya selalu menjadi faktor penting,” tambah Yalinkilicli.
Bagi Iran, argumen politik Azerbaijan Raya merupakan ancaman bagi kemapanan Iran yang telah menggunakan dukungannya terhadap Armenia sebagai tindakan balasan untuk meminimalkan aspirasi Azerbaijan di Iran dan di seluruh kawasan, menurut Yalinkilicli.
(Resa/TRTWorld)