ISLAMTODAY ID-Sementara Belarus menciptakan situasi krisis pengungsi, Polandia berbagi tanggung jawab atas penderitaan akut di daerah perbatasan, ungkap Human Rights Watch.
Sementara penjaga perbatasan Belarusia mungkin bersalah atas penyiksaan terhadap pengungsi di perbatasan negara itu dengan Polandia, kedua negara telah melakukan “pelanggaran hak asasi manusia yang serius”.
Human Rights Watch mengatakan dalam sebuah laporan pada hari Rabu (23/11) bahwa kedua pemerintah “memiliki kewajiban untuk mencegah kematian lebih lanjut dengan memastikan akses kemanusiaan secara teratur kepada orang-orang yang terjebak di daerah perbatasan”.
Peneliti HRW mengatakan mereka telah melakukan wawancara mendalam dengan 19 orang, beberapa di antaranya “telah dipaksa mundur, terkadang dengan kekerasan, oleh penjaga perbatasan Polandia”.
Lebih lanjut, mereka mengatakan penolakan ini “melanggar hak atas suaka di bawah hukum UE” dan mendesak UE untuk “mulai menunjukkan solidaritas dengan para korban di perbatasan di kedua sisi yang menderita dan sekarat”.
Di Belarus, mereka mengatakan bahwa “kekerasan, perlakuan tidak manusiawi dan merendahkan serta pemaksaan” oleh penjaga perbatasan Belarusia adalah “biasa”.
HRW menambahkan bahwa perlakuan ini “dalam beberapa kasus mungkin merupakan penyiksaan, yang melanggar kewajiban hukum internasional Belarusia”.
“Sementara Belarus membuat situasi ini tanpa memperhatikan konsekuensi manusia, Polandia berbagi tanggung jawab atas penderitaan akut di daerah perbatasan,” ungkap Lydia Gall, peneliti senior Eropa dan Asia Tengah di HRW, seperti dilansir dari TRTWorld, Rabu (24/11).
Tekanan Mundur
Laporan itu juga mengatakan bahwa tiga orang menuduh penjaga perbatasan Polandia memisahkan keluarga mereka, termasuk orang tua dari anak-anak, dengan membawa mereka yang membutuhkan perawatan medis ke rumah sakit sambil mengirim anggota keluarga lainnya kembali ke Belarus.
Ini mendesak Belarus dan Polandia untuk “menghentikan pushback ping-pong dan mengizinkan pengamat independen, termasuk jurnalis dan pekerja hak asasi manusia, akses ke daerah perbatasan yang saat ini dibatasi”.
Uni Eropa dan AS menuduh Belarusia merekayasa krisis sebagai pembalasan terhadap sanksi Uni Eropa terhadap Presiden Alexander Lukashenko, yang telah menghancurkan oposisi dan media independen selama hampir tiga dekade berkuasa.
Lukashenko mengatakan kepada BBC bahwa penjaga perbatasan Belarusia “mungkin” membantu para pengungsi menyeberang, tetapi membantah membawa mereka ke Belarus dan mendesak Uni Eropa untuk menerima mereka.
Belarus memperkirakan ada sekitar 7.000 pengungsi di negara itu.
(Resa/TRTWorld)