ISLAMTODAY ID-Pemerintah Solomon mengatakan telah menerima tawaran Beijing untuk enam “petugas penghubung” untuk melatih pasukan polisi dan peralatannya termasuk perisai, helm, pentungan, dan perlengkapan “tidak mematikan” lainnya.
China mengatakan akan mengirim penasihat polisi dan perlengkapan anti huru hara ke Kepulauan Solomon, sehari setelah pasukan penjaga perdamaian asing yang dikerahkan selama protes mematikan bulan lalu mulai meninggalkan negara Pasifik itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan pada hari Kamis (23/12) bahwa Beijing akan “segera memberikan” dukungan “atas permintaan pemerintah Kepulauan Solomon”, menambahkan bahwa materi dan personel akan tiba “dalam waktu dekat”.
Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Solomon mengatakan telah menerima tawaran Beijing untuk enam “petugas penghubung” untuk melatih pasukan polisi dan peralatannya termasuk perisai, helm, pentungan, dan perlengkapan “tidak mematikan” lainnya.
Pemerintah mengatakan dukungan itu akan membantu polisi pulau-pulau itu menghadapi ancaman di masa depan, menambahkan bahwa “akan selalu berdiri teguh untuk memastikan bahwa perdamaian dan ketenangan kita sebagai bangsa dipertahankan”.
“China dengan tegas mendukung upaya pemerintah Kepulauan Solomon untuk menjaga stabilitas domestik”, ujar Zhao, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (24/12).
Beijing “dengan tegas menjaga” hak-hak warga negara China di Kepulauan Solomon dan “mengutuk keras semua tindakan kekerasan ilegal”, ungkapnya.
Zhao menambahkan bahwa pasokan akan “memainkan peran konstruktif dalam meningkatkan kapasitas pasukan polisi Kepulauan Solomon”.
Krisis di Pulau
Krisis di rantai pulau berpenduduk 800.000 orang itu meletus pada November ketika pengunjuk rasa mencoba menyerbu parlemen dan kemudian mengamuk selama tiga hari, membakar sebagian besar Chinatown ibu kota Honiara.
Protes dipicu oleh oposisi terhadap Perdana Menteri veteran Manasseh Sogavare dan sebagian didorong oleh kemiskinan, pengangguran, dan persaingan antar pulau.
Tetapi subplot dari kerusuhan itu adalah upaya Sogavare untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan Beijing setelah tiba-tiba memutuskan hubungan lama pulau itu dengan Taiwan pada tahun 2019.
China menolak setiap pertukaran resmi antara negara lain dan Taiwan, yang dilihatnya sebagai wilayahnya sendiri yang menunggu reunifikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan tekanan untuk mengisolasi Taiwan secara internasional, membuat delapan negara mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing sejak tahun 2016.
Pekan lalu, polisi Solomon mendakwa seorang anggota terkemuka oposisi atas kerusuhan tersebut, meskipun sekutu menyebut tindakan itu bermotif politik.
Satu kelompok dari lebih dari 200 penjaga perdamaian internasional yang dikerahkan untuk menjaga ketenangan di Honiara kini telah mulai kembali ke rumah, ujar pihak Australia, Rabu (22/12).
(Resa/TRTWorld)