ISLAMTODAY ID – Ada peningkatan jumlah tentara bayaran di tenggara Ukraina (Donbass), yang tiba di sana dengan kedok instruktur militer, ungkap pemimpin Republik Rakyat Lugansk (LPR), Leonid Pasechnik, kepada Sputnik.
“Ini bukan rahasia sama sekali, ini adalah data resmi bahwa ratusan instruktur asing dari negara-negara NATO secara bergilir di wilayah Ukraina … Selain itu, tentara bayaran langsung juga tiba di Ukraina dengan kedok instruktur”, ujar Pasechnik, seperti dilansir dari Sputniknews, Senin (31/1).
Dia menunjukkan bahwa ketika negara-negara Barat mengatakan bahwa mereka mengirim 200 instruktur ke Kiev bersama dengan persenjataan, untuk membantu melatih prajurit Ukraina, kemungkinan besar pelatih ini adalah spesialis sempit dari perusahaan militer yang, jika terjadi eskalasi konflik, dapat menggunakan senjata yang disediakan di jalur kontak di Donbass.
“Dan saya dapat memberitahu Anda bahwa sama sekali tidak dijamin bahwa instruktur tentara bayaran ini akan memperhatikan setidaknya beberapa perintah komandan Ukraina. Mereka memiliki majikan mereka sendiri dan tugas mereka sendiri”, ungkap Pasechnik kepada Sputnik.
Departemen Tantangan dan Ancaman Baru Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyatakan keprihatinan atas laporan aktivitas terus-menerus oleh perusahaan militer swasta AS (PMC) di tenggara Ukraina.
Menurut LPR, ada tentara bayaran dari Academi (Blackwater) PMC di Donbass.
Ketegangan di kawasan itu telah meningkat selama beberapa minggu terakhir, karena AS dan Inggris mengklaim Rusia sedang merencanakan invasi ke Ukraina.
Moskow membantah tuduhan itu, menyebutnya sebagai berita palsu dan menuduh Barat merencanakan provokasi di Donbass.
Presiden Vladimir Putin bahkan mencatat bahwa negara-negara NATO “memompa” Ukraina dengan senjata baru, yang menciptakan ancaman keamanan bagi Rusia.
Konflik di Ukraina timur dimulai pada musim semi tahun 2014 setelah Donetsk dan Lugansk memproklamasikan kemerdekaan mereka.
Pihak berwenang Ukraina melancarkan operasi militer untuk mencoba menghancurkan pasukan pencari kemerdekaan di timur negara itu setelah kudeta yang didukung Barat pada Februari 2014 di Kiev.
Perang tersebut menyebabkan kematian hingga 31.000 orang, dengan puluhan ribu lainnya terluka, dan lebih dari 2,5 juta penduduk menjadi pengungsi eksternal atau internal.
(Resa/Sputniknews)