ISLAMTODAY ID – Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano menyebut kemungkinan pengerahan pasukan Venezuela sebagai “campur tangan asing” Caracas mencemooh klaim Molano.
Venezuela sedang memindahkan pasukan ke perbatasan dengan Kolombia dengan bantuan teknis dari Rusia dan Iran, Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan, menyebut kemungkinan penempatan itu “campur tangan asing.”
Molano, mengutip sumber-sumber intelijen pada hari Kamis (3/2), mengatakan gerakan pasukan terdaftar di Venezuela di seberang provinsi Arauca Kolombia, tempat pertempuran sengit antara gerilyawan Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dan pembangkang FARC (Revolutionary Armed Forces of Colombia) untuk mengendalikan perdagangan narkoba.
“Kami tahu bahwa orang-orang dan unit FANB telah dimobilisasi menuju perbatasan dengan bantuan teknis dari Rusia … dan Iran,” ujar Molano pada konferensi anti-narkoba di kota Cartagena, Karibia, Kolombia, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (5/2).
Untuk diketahui, FANB adalah akronim Spanyol dari Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian Venezuela.
Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino mencemooh komentar Molano di Twitter.
“Kolombia, negara yang telah diubah oleh oligarki Bogota menjadi lampiran Komando Selatan (Amerika Serikat) di Amerika kita, menjadi lokasi pangkalan militer AS (…) mencela campur tangan di Venezuela… Tuhan!,” tulis Padrino di Twitter.
Perdagangan Narkoba dan Ekonomi Gelap
Ombudsman hak asasi manusia Kolombia telah melaporkan bahwa bentrokan antara kelompok bersenjata ilegal di Arauca menewaskan 66 orang dan 1.200 orang terlantar pada bulan Januari saja.
Pertempuran antara kelompok-kelompok tersebut untuk menguasai perdagangan narkoba dan ekonomi gelap lainnya dimulai di negara bagian Apure Venezuela, dan menyebar ke Kolombia, ungkap Molano.
ELN telah bekerja sama dengan Segunda Marquetalia, sebuah faksi dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang menolak kesepakatan damai 2016 dengan pemerintah, untuk melawan kelompok pembangkang FARC lainnya, tambahnya.
Kekerasan di Arauca, daerah kunci untuk produksi minyak dan pemeliharaan ternak, berlanjut meskipun ada perintah dari Presiden Kolombia Ivan Duque pada awal Januari agar lebih banyak pasukan dikerahkan di sana untuk menguasai wilayah itu dan mengakhiri pertumpahan darah.
Pemerintah Kolombia menuduh Presiden Venezuela Nicolas Maduro melindungi para pembangkang FARC dan ELN, sesuatu yang telah berulang kali dibantahnya.
Tahun lalu Maduro mengatakan pemerintahnya akan memerangi segala macam kelompok bersenjata ilegal yang berasal dari Kolombia di wilayah Venezuela selama tahun 2022.
(Resa/TRTWorld)