ISLAMTODAY ID- Berikut ini pernyataan pers lengkap atas rangkaian pertemuan selama satu setengah hari di Tunxi, RRT baru saja selesai pada Kamis (31/3).
Selama satu setengah hari tersebut saya melakukan sejumlah pertemuan, yaitu:
● Menghadiri Pertemuan “Neighboring Countries of Afghanistan + Afghanistan” Foreign Ministers’ Dialogue.
● Dan juga melakukan Pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia, Iran, dan RRT.
Saya ingin mulai dengan pertemuan “Neighbouring Countries of Afghanistan + Afghanistan” Foreign Ministers’ Dialogue.
Pertemuan ini merupakan pertemuan yang ketiga kalinya diadakan. Pertemuan sebelumnya dilakukan di Pakistan dan Iran.
Neighbouring countries yang hadir dalam pertemuan adalah RRT, Russia, Iran, Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Afghanistan juga diundang dalam pertemuan tersebut.
Selain negara-negara tetangga, dua negara lain yang diundang dalam pertemuan adalah Indonesia dan Qatar.
Tentunya undangan ini tidak terlepas dari peran aktif yang dilakukan Indonesia mengenai isu Afghanistan yang sangat diapresiasi oleh dunia.
Jadi Indonesia dan Qatar adalah sebagai tamu dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan saya sampaikan hal-hal sebagai berikut:
Negara tetangga Afghanistan memiliki peran penting yang dapat dimainkan yaitu membantu rakyat Afghanistan agar dapat hidup damai dan sejahtera.
Walaupun Indonesia bukan negara tetangga dekat namun rakyat Afghanistan, baik perempuan maupun laki-laki, selalu dekat di hati masyarakat Indonesia.
Dalam pertemuan saya juga sampaikan bahwa perempuan dan laki-laki dimanapun saja, termasuk di Afghanistan, memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang setara dan dipenuhi hak-haknya, termasuk hak terhadap pendidikan.
Oleh karena itu, saya sampaikan harapan agar larangan sekolah bagi perempuan Afghanistan di tingkat sekolah menengah dapat ditinjau kembali.
Sebagai negara Muslim terbesar, Indonesia siap berkontribusi membantu rakyat Afghanistan termasuk dalam hal pendidikan.
Saya sampaikan informasi dalam pertemuan tersebut bahwa pada tanggal 26 Maret yang lalu, Qatar dan Indonesia telah menandatangani Letter of Intent yang intinya menyampaikan kesiapan kedua negara untuk menawarkan beasiswa dan capacity building, terutama untuk kaum perempuan Afghanistan.
Saya juga sampaikan bahwa kita tidak ingin melihat Afghanistan gagal.
Dan saya sampaikan beberapa pemikiran, bagaimana menciptakan Afghanistan yang damai, stabil, dan sejahtera.
Pertama, pentingnya pemenuhan janji Taliban.
Taliban perlu mempertimbangkan penyusunan sebuah peta jalan atau roadmap terkait langkah nyata dan timeline pemenuhan janjinya.
Hal penting yang perlu dihindari adalah semakin tertundanya pemenuhan janji atau bahkan terjadi kemunduran atau regress. Ini saya tekankan dua kali.
Hal kedua, bantuan kemanusiaan perlu untuk diprioritaskan.
Saat ini, terdapat sejumlah inisiatif terkait bantuan kemanusiaan bagi Afghanistan.
Saya menekankan penting adanya sinergi dalam pemberian bantuan kemanusiaan, agar memberikan impact yang lebih besar kepada rakyat Afghanistan.
Dan saya jelaskan mengenai bantuan kemanusiaan yang telah dan akan terus diberikan oleh Indonesia kepada rakyat Afghanistan.
Hal ketiga, saya sampaikan bahwa bantuan ekonomi dan pembangunan untuk Afghanistan penting, karena pembangunan ekonomi harus mulai dipikirkan.
Namun sekali lagi, penting bagi Taliban untuk memenuhi janji-janjinya.
Karena pemenuhan janji tersebut atau pemenuhan komitmen tersebut akan menciptakan enabling environment bagi dukungan internasional terhadap pembangunan ekonomi Afghanistan.
Karena teman-teman tau bahwa humanitarian assistance saja tidak cukup, kalau hanya berhenti di human assistance maka perlu mulai dipikirkan mengenai isu pembangunan.
Rekan-rekan, point terakhir yang sampaikan adalah pentingnya membangun trust antara Taliban dengan dunia internasional.
Saya sampaikan trust atau kepercayaan ini tidak jatuh dari langit namun harus dibangun dan dipelihara.
Trust akan tercipta apabila Taliban melakukan langkah maju dan memenuhi semua komitmen yang telah disampaikan pada Agustus tahun lalu.
Inilah yang saya sampaikan di dalam pertemuan mengenai Afghanistan.
Rekan-rekan media yang saya hormati.
Di sela-sela pertemuan, seperti tadi yang saya sampaikan, saya melakukan tiga pertemuan bilateral dan saya ingin mulai dengan pertemuan bilateral saya dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov.
Ini adalah komunikasi kami yang kedua belakangan ini setelah sebelumnya kami melakukan pembicaraan per-telepon.
Kali ini kembali kita membahas isu mengenai Ukraina.
Saya menekankan kembali posisi prinsip Indonesia yang konsisten dipegang teguh oleh Indonesia termasuk penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB seperti kedaulatan dan integritas wilayah.
Indonesia menyampaikan pentingnya segera dihentikan peperangan karena dampaknya terhadap kemanusiaan sangat luar biasa.
Belum lagi dampaknya terhadap pemulihan ekonomi global.
Indonesia mengharapkan negosiasi yang sedang berjalan sekarang ini terus dapat diteruskan dan mencapai hasil yang baik oleh karena itu diperlukan fleksibilitas agar negosiasi dapat membuahkan hasil yang baik.
Dan semua pihak harus berupaya agar perang segera berakhir dan situasi kemanusiaan tidak semakin memburuk.
Selain itu, saya juga lakukan pertemuan dengan Menlu Iran. Beberapa hal yang kita bahas yaitu antara lain:
- Menyambut baik peningkatan perdagangan kedua negara
- Harapan agar perundingan PTA dapat segera diselesaikan
- Apresiasi kerja sama kesehatan dengan Iran termasuk dalam Robotic Telesurgery Centers dan Telemedicine application.
Isu Palestina tidak luput dalam pembahasan saya dengan Menlu Iran.
Kami sepakat mengenai pentingnya penguatan dukungan internasional, termasuk soliditas dunia Islam terhadap perjuangan rakyat Palestina.
Rekan-rekan media yang saya saya hormati,
Pertemuan terakhir yang saya lakukan adalah dengan Menlu RRT, Wang Yi.
Di awal pertemuan, saya sampaikan duka cita atas kecelakaan yang dialami oleh pesawat China Eastern Airline MUJ5735 yang telah menewaskan lebih dari 100 orang.
Beberapa hal yang saya sampaikan,
- Menyambut baik peningkatan volume perdagangan dan menipisnya defisit perdagangan. Hal ini berarti perdagangan kedua negara sudah semakin seimbang.
- Perdagangan Indonesia-RRT tahun 2021 meningkat 54% dan mencapai lebih dari USD 110 milyar.
- Kita juga bahas beberapa hambatan perdagangan yang masih dihadapi dalam perdagangan bilateral dan kita sepakat untuk menghilangkan hambatan ini.
- Selain isu bilateral, pertemuan banyak sekali membahas isu Kawasan dan internasional.
- Tentunya situasi di Afghanistan dan Ukraina kami bahas secara mendalam dalam pertemuan.
- Mengenai Afghanistan, saya sampaikan kembali pentingnya mendorong Taliban agar segera penuhi janji yang pernah disampaikan termasuk kemajuan akses Pendidikan bagi perempuan di Afghanistan.
- Penghormatan terhadap hak-hak perempuan, merupakan hal yang tidak terpisahkan bagi masa depan Afghanistan.
- Sementara, mengenai situasi Ukraina, saya sampaikan pentingnya semua pihak, termasuk RRT, mendorong segera perang dapat segera diakhiri agar krisis kemanusiaan tidak semakin memburuk.
Sumber : Kemlu RI