ISLAMTODAY ID-Kepala Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan Israel agar tidak melakukan pengeboran di ladang Karish sebelum kesepakatan tercapai dan meminta kapal perusahaan Energean untuk segera mengosongkan lokasi maritim.
Pemimpin kelompok Hizbullah Libanon telah mengancam akan menyerang anjungan gas yang didirikan Israel di Laut Mediterania yang diklaim Libanon berada di wilayah maritim yang disengketakan antara kedua negara.
Hassan Nasrallah dari kelompok Syiah mengecam dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis (9/6) atas apa yang dia gambarkan sebagai provokasi Israel di wilayah maritim.
Pidatonya mengikuti peringatan oleh Presiden Lebanon Michel Aoun Minggu lalu yang mengatakan bahwa negosiasi perbatasan laut antara kedua negara belum berakhir.
Dia menambahkan bahwa setiap langkah oleh Israel – seperti pengeboran di ladang Karish yang disebut Beirut disengketakan – akan dianggap sebagai sebuah provokasi dan tindakan permusuhan.
Pembicaraan tidak langsung yang dimediasi AS antara Libanon dan Israel telah terhenti selama berbulan-bulan di tengah ketidaksepakatan di Libanon mengenai seberapa besar wilayah yang disengketakan itu.
Nasrallah mengatakan Israel harus menunggu hasil negosiasi dan setiap pengeboran yang dilakukan sebelum kesepakatan akan dianggap sebagai serangan langsung ke Libanon.
“Semua opsi ada di atas meja,” ungkapnya, seperti dilansir dari TRTWorld, Jumat (10/6).
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa semua tindakan keamanan yang diambil militer Israel tidak akan mampu melindungi anjungan gas tersebut.
Peluang Kesepakatan
Awal pekan ini, Energean Power, unit produksi, penyimpanan, dan pembongkaran terapung milik perusahaan eksplorasi dan produksi energi Energean, tiba di ladang Karish.
Perusahaan tersebut terdaftar di London dan Tel Aviv dan kedatangan kapal tersebut memicu alarm di Libanon.
Aoun dan PM Libanon Najib Mikati mengundang utusan AS yang menengahi antara Libanon dan Israel untuk kembali ke Beirut untuk mencoba dan membuat kesepakatan.
Amos Hochstein, penasihat senior untuk keamanan energi di Departemen Luar Negeri AS, diperkirakan akan tiba di Beirut dalam beberapa hari ke depan.
Pengosongan Kapal
“Kapal dan pemiliknya harus tahu bahwa mereka adalah mitra dalam agresi di Lebanon yang terjadi hari ini,” ungkap Nasrallah, menyerukan penarikan segera dari daerah tersebut.
“Mereka bertanggung jawab penuh atas apa yang bisa terjadi pada kapal ini, baik kerusakan material maupun awaknya.”
Israel dan Hizbullah adalah musuh bebuyutan yang berperang selama sebulan tanpa hasil pada tahun 2006.
Sejak itu, daerah perbatasan tetap tegang tetapi sebagian besar tenang.
(Resa/TRTWorld)