ISLAMTODAY ID-AS meluncurkan sejumlah serangan udara di kota Deir Ezzor di timur Suriah pada 11 April yang menargetkan wilayah Hatla dan Khasham
Serangan udara tersebut terjadi sebagai tanggapan atas serangan roket sehari sebelumnya di pangkalan pendudukan AS di ladang gas Conoco Deir Ezzor.
“Serangan roket yang tidak efektif menargetkan pasukan koalisi, di Mission Support Site Conoco, Suriah timur laut, hari ini pukul 10:51 Waktu Standar Timur (sekitar pukul 17:51 waktu setempat di Suriah). Satu roket menghantam sekitar pos terdepan koalisi, dan sebuah roket tambahan ditemukan di titik asal serangan itu,” ungkap Komando Pusat AS (CENTCOM), seperti dilansir dari The Cradle, Selasa (11/4/2023).
“Serangan itu tidak mengakibatkan cedera atau kerusakan pada pangkalan atau properti koalisi,” tambah CENTCOM.
Namun, sumber mengatakan kepada berita Al-Mayadeen bahwa serangan itu “dilakukan dengan beberapa roket” dan “tidak ada informasi yang tersedia tentang jumlah kerugian di dalam” pangkalan itu.
Sekitar waktu yang sama dengan serangan itu, pasukan AS menembak jatuh sebuah drone yang diyakini milik Iran, yang jatuh di desa Al-Tabiyah di pedesaan timur Deir Ezzor, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan.
Ini terjadi sebagai bagian dari gelombang serangan baru-baru ini terhadap pangkalan AS di Suriah, yang dikaitkan dengan kelompok yang berafiliasi dengan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran.
Pada tanggal 23 Maret, serangan pesawat tak berawak menargetkan pangkalan pendudukan AS di bandara militer Kharab al-Jir timur laut Hasakah, menewaskan seorang kontraktor AS dan melukai beberapa prajurit AS lainnya. Malam itu, pesawat tempur AS menyerang Deir Ezzor, menargetkan militer Suriah dan penasihat Iran.
Pada 24 Maret, serangan AS ditanggapi dengan serangan lain, yang menargetkan pangkalan Washington di ladang minyak Al-Omar.
Malamnya, pangkalan Al-Omar dan pangkalan lainnya menjadi sasaran berat secara bersamaan dalam operasi yang berani dan tak terduga yang mengakibatkan korban lebih banyak di antara pasukan AS.
Serangan-serangan ini telah bertambah dan meningkat dalam frekuensi dan intensitas sebagai akibat dari kehadiran ilegal pasukan AS yang berkelanjutan di negara itu.
Mereka secara konsisten menjarah sumber daya alam negara itu dengan dalih menghalangi ISIS.
Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh surat kabar Libanon Al-Akhbar pada 25 Maret, serangan itu mewakili keputusan terkoordinasi Rusia-Iran untuk menekan Washington agar menarik kehadiran militernya dari negara itu.
Akibatnya, Washington bersiap untuk serangan lebih lanjut terhadap pasukannya di Suriah.
SOHR melaporkan pada 10 April bahwa pasukan AS di timur laut Hasakah telah memperkuat pangkalan mereka dengan perlengkapan militer dan logistik.
Pada akhir bulan lalu, seorang pejabat militer AS bersumpah melakukan serangan ‘keras’ terhadap IRGC di Suriah.
(Resa/The Cradle)