ISLAMTODAY ID-Presiden Erdogan telah mengumumkan bahwa operasi anti-teroris dilakukan oleh Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Türkiye di Suriah.
Pemimpin Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), Abu Hussein al-Qurashi, diduga tewas dalam operasi oleh tersebut.
Untuk diketahui, dia menjadi “khalifah” ketiga yang memproklamirkan diri dari kelompok teroris yang akan dilenyapkan dalam 15 bulan terakhir.
Agen MIT telah melacak al-Qurashi “untuk waktu yang lama” dan “menetralkannya” pada hari Sabtu (29/4/2023), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Ahad (30/4/2023) oleh penyiar TRT Turk.
“Kami akan melanjutkan perjuangan kami dengan organisasi teroris tanpa diskriminasi,” ungkapnya, seperti dilansir dari RT, Ahad (30/4/2023).
Operasi tersebut dilaporkan dilakukan sekitar pukul 01.00 pada hari Sabtu (29/4/2023) di sebuah desa dekat Jindires, sekitar tujuh kilometer (empat mil) dari perbatasan Turki.
Pasukan Turki mengepung sebuah kompleks tempat al-Qurashi diyakini tinggal dan berperang melawan pejuang ISIS.
Khalifah menolak menyerah, lalu meledakkan bahan peledak yang diikatkan di tubuhnya.
Al-Qurashi menjadi pemimpin keempat kelompok teroris November lalu, setelah pendahulunya, Abu Hasan al-Hashimi al-Qurashi, tewas dalam pertempuran.
Pejabat militer AS mengklaim bahwa al-Qurashi sebelumnya telah dibunuh pada pertengahan Oktober oleh pemberontak Suriah di provinsi Daraa, Suriah selatan.
Dia baru bekerja sekitar delapan bulan, memimpin setelah pendahulunya Abu Ibrahim al-Qurashi bunuh diri dan istri serta anak-anaknya dalam serangan di Suriah utara oleh pasukan khusus AS.
Meskipun operasi anti-terorisme Türkiye sebagian besar terfokus pada kelompok militan Kurdi, termasuk PKK, ISIS juga telah menjadi duri di pihak Ankara, menewaskan gabungan 315 warga sipil dalam lusinan serangan.
Pemberontak Suriah sekutu AS menuduh Türkiye tahun lalu memberi ISIS “zona aman” di Suriah utara. Pejabat Turki menolak tuduhan itu sebagai “benar-benar konyol.”
Türkiye adalah salah satu negara pertama yang mengidentifikasi Negara Islam, yang kemudian dikenal sebagai ISIS, sebagai organisasi teroris, pada 2013, dan telah memerangi kelompok tersebut selama bertahun-tahun.
Operasi MIT akhir pekan ini dilakukan hanya dua minggu sebelum pemilihan presiden Türkiye. Erdogan akan mencari pemilihan kembali dalam pertempuran dengan pemimpin oposisi pro-Barat Kemal Kilicdaroglu.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa balapan saat ini adalah dead heat.
(Resa/RT)