ISLAMTODAY ID-Pihak berwenang di Pristina telah melewati batas yang tidak terlihat dengan mengabaikan saran AS untuk mengurangi ketegangan di Kosovo, gagal memahami bahwa kepentingan global Amerika adalah yang terpenting.
“Satu-satunya hal yang benar-benar diminati AS adalah menekan Rusia; segalanya bisa menunggu,” ungkap mantan Menteri Luar Negeri Yugoslavia Vladislav Jovanovic kepada Sputnik.
Dalam penilaiannya, Washington tidak membutuhkan eskalasi konflik Balkan dalam situasi geopolitik saat ini, yang terus dikejar oleh Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti.
“Pristina percaya pada dukungan mutlak Amerika. Dukungan ini mutlak ketika menyangkut apa yang disebut kemerdekaan, tetapi AS memiliki kepentingan geopolitik lain. Kepentingan ini lebih penting, dan di sinilah benturan kepentingan antara yang disebut Kosovo dan AS dimulai. Saat ini, AS tidak membutuhkan konflik di Balkan karena itu akan mengalihkan perhatian dari Ukraina. Kepentingannya adalah untuk terus menekan Rusia sementara yang lainnya ditunda,” ungkap Jovanovic, seperti dilansir dari Sputniknews, Kamis (1/6/2023).
Peringatan AS
Sebelumnya, Washington mengumumkan pembatasan tertentu terhadap Pristina, termasuk larangan masuknya pejabat dan penarikan segera dari latihan NATO Defender Europe 2023.
Mantan menteri luar negeri Yugoslavia percaya bahwa sanksi ini mungkin bukan yang terakhir, dan itu semua tergantung pada seberapa besar kepentingan Amerika terkait Rusia menderita akibat tindakan Pristina.
Peringatan pertama dapat diikuti oleh peringatan kedua dan ketiga.
“Bahkan mungkin ada pertimbangan kembali posisi Amerika tentang perlunya apa yang disebut Kosovo untuk tetap merdeka. Ini bisa menjadi kesimpulan logis jika ketegangan antara Washington dan Pristina berlanjut dan jika orang Albania tidak mempertimbangkan kepentingan Amerika di wilayah tersebut. dunia lebih tinggi dan lebih penting daripada kepentingan Amerika di Balkan,” klaim Jovanovic.
Dia menyebut perkembangan seperti itu hipotetis, tetapi menambahkan bahwa sanksi pertama ini menimbulkan pertanyaan tentang kemerdekaan Kosovo yang tidak dapat diganggu gugat, karena tindakan Pristina dipertanyakan untuk pertama kalinya.
“Konflik kepentingan antara Pristina dan Washington mungkin bersifat sementara, tetapi juga bisa berubah menjadi konflik permanen dan menjadi lebih signifikan daripada yang terlihat saat ini,” ungkap Jovanovic.
Konflik di Kosovo
Rezim Pristina dapat diharapkan untuk membuat tuntutan baru pada orang Serbia, karena orang Kosovo Albania menginginkan Kosovo tanpa orang Serbia.
Keputusan rasis ini tidak terlalu menjadi perhatian Barat, catat Jovanovic. Menurutnya, masalah utama bagi Barat adalah hal seperti itu dapat mengalihkan fokus masyarakat internasional dari Ukraina ke Balkan, yang saat ini tidak diinginkan oleh Barat.
“Orang Albania tertarik untuk membuat orang Serbia semarah mungkin dan mendorong mereka ke tindakan radikal yang akan membantu Pristina, dengan bantuan komunitas internasional, mempercepat emigrasi mereka dari Kosovo dan Metohija. Di sinilah orang Albania sedikit salah perhitungan, karena itu bukan untuk kepentingan Barat sekarang. Dan kepentingan separatis lokal Albania ini benar-benar tidak dapat diterima oleh Barat saat ini,” ungkap Jovanovic.
(Resa/Sputniknews)