ISLAMTODAY ID-Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak tiba di AS pada hari Rabu (7/6/2023) untuk pertemuan keempatnya dengan Presiden Joe Biden yang akan berlangsung selama dua hari. Diduga kunjungan itu akan mempromosikan peran Inggris yang lebih besar di panggung global.
Selain itu, juga membahas bantuan lebih lanjut untuk mendukung rezim Kiev, terutama dalam menghadapi serangan terbaru dari pasukan Ukraina.
“Pasukan Kiev mencoba melakukan serangan dalam tujuh arah dengan kekuatan lima brigade, tetapi mereka dihentikan dan menderita kerugian signifikan,” ungkap Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada hari Selasa (6/6/2023), seperti dilansir dari Sputniknews, Rabu (7/6/2023)
Pertemuan pada hari Kamis (8/6/2023) diharapkan akan berfokus pada pemberian senjata tambahan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Untuk diketahui, Rishi Sunak telah melanjutkan sikap perang terhadap krisis Ukraina yang dipegang oleh pendahulunya yaitu Boris Johnson dan Liz Truss.
“Saya setuju dengan sekretaris jenderal NATO: tempat yang tepat bagi Ukraina adalah di NATO, Kami… akan terus mendukung Ukraina, bukan hanya sekarang tapi juga dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Sunak.
Pemerintah Inggris telah mengeluarkan sekitar £4,6 miliar ($5,7 miliar) untuk membekali Kiev dalam perang proksi yang dipimpin AS melawan Rusia di Ukraina, sementara sanksinya terhadap Moskow mengganggu ekonomi di dalam negeri.
Mulai dari memberikan tank tempur kepada Ukraina, yang membuka jalan bagi anggota NATO lainnya untuk mengikuti, Inggris kemudian mengirimkan rudal jelajah Storm Shadow ke Kiev.
Selain itu, tahap pertama pelatihan pilot tempur Ukraina untuk terbang dengan pesawat tempur F-16 akan dilakukan di Britania Raya.
Selama pertemuan dengan Biden, Sunak diharapkan mencari persetujuan untuk pencalonan Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace sebagai kepala NATO berikutnya.
Sebelumnya, Sunak membicarakan penunjukan Wallace sebagai sekretaris jenderal aliansi itu di sela-sela pertemuan para pemimpin negara G7 di Hiroshima, Jepang.
Di sisi lain, Rishi Sunak juga membahas hubungan perdagangan kedua negara.
Kabarnya, perdana menteri akan berusaha mengatasi sikap Gedung Putih yang enggan untuk memulai kembali negosiasi terhenti mengenai perjanjian perdagangan bebas (FTA).
Selain itu, pembicaraan akan mencakup dampak potensial dari Undang-Undang Pengurangan Inflasi AS (IRA) senilai $370 miliar yang diajukan oleh Joe Biden yaitu paket pemotongan pajak dan subsidi untuk teknologi bersih.
Di tengah biaya energi yang sudah melonjak tinggi di ekonomi Eropa, paket subsidi hijau ini telah memicu ketegangan dan perselisihan perdagangan. Brussel khawatir hal tersebut dapat menarik produsen besar pindah dari UE ke Amerika.
(Resa/Sputniknews)