(IslamToday ID) – Perdana Menteri Polandia Mateus Morawiecki mengatakan kepada wartawan di Brussels pada hari Jumat (30/6/2023) negaranya mengajukan keanggotaan ke dalam Program Berbagi Nuklir milik NATO.
Program tersebut memungkinkan penyebaran bom nuklir AS di wilayah negara lain.
Morawiecki menyebut seruan Polandia sebagai tanggapan atas keputusan Rusia untuk menempatkan senjata nuklir taktisnya di negara tetangga Belarusia.
“Karena fakta bahwa Rusia bermaksud untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarusia, kami… memohon kepada… NATO untuk [mengizinkan kami] mengambil bagian dalam Program Berbagi Nuklir,” ungkap Morawiecki, seperti dilansir dari RT, Jumat (30/6/2023)
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa Polandia berusaha bertindak cepat meski semua keputusan akhir tetap berada di tangangan AS.
“Polandia tidak ingin duduk diam,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Program Berbagi Nuklir NATO telah diluncurkan pada tahun 2009.
Program ini telah mengerahkan bom nuklir B-61 AS ke berbagai lokasi di seluruh Eropa, termasuk di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Türkiye.
Akan tetapi, beberapa negara tampaknya menyesal membiarkan pengerahan itu.
Pada tahun 2010, anggota parlemen Jerman membuat keputusan tentang penarikan senjata nuklir Amerika dari negara itu tetapi senjata itu tetap ada.
Pada April 2023, Sevim Dagdelen, wakil ketua partai Kiri di Bundestag, menuntut penarikan pasukan AS dari Jerman, di samping senjata nuklir Amerika.
Ssementara itu, Moskow dan Minsk menandatangani perjanjian tentang Belarusia yang menjadi tuan rumah senjata nuklir taktis Rusia pada Mei.
“Hulu ledak atom akan dipasang pada rudal Iskander-M dan jet tempur yang dimodifikasi khusus untuk tujuan tersebut,” ungkap Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Moskow menunjuk Program Berbagi Nuklir NATO sebagai pembenarannya sendiri untuk langkah tersebut.
Diperkirakan 150 bom atom Amerika dikerahkan di beberapa negara NATO di benua Eropa pada April 2022.[res]