(IslamToday ID)—Penasihat komersial kedutaan Iran di Irak, Abd al-Amir Rabihawi, mengungkapkan pada 4 Juli bahwa Baghdad telah mengusulkan agar kedua negara mengalihkan pembayaran perdagangan ke dinar Irak untuk memerangi pemaksaan ekonomi AS.
“Baghdad mengusulkan ke Teheran untuk bertransaksi dalam dinar Irak, bukan dolar, untuk mengurangi tekanan dari perbendaharaan AS di pihak Irak,” ungkap Rabihawi seperti dikutip oleh Jahan Sanat News Iran.
Lebih lanjut, Rabihawi mengatakan tekanan Departemen Keuangan AS mencegah Irak menggunakan mata uang resminya untuk mentransfer uang ke Iran.
“Berdasarkan hal tersebut, kami menawarkan kepada Bank Sentral Iran bahwa pengusaha dan pedagang Iran berdagang dinar, bukan dolar,” lanjut Rabihawi, seperti dari The Cradle, Rabu (5/7/2023).
Berita itu muncul beberapa hari setelah Irak merilis keseluruhan aset Iran yang dibekukan di negara itu di bawah pengabaian sanksi AS, dengan total tunggakan gas $10 miliar.
Selama beberapa bulan terakhir, Irak telah bekerja untuk mengurangi ketergantungannya pada dolar AS setelah Washington menerapkan beberapa langkah ketat.
AS memberikan sanksi terhadap bank-bank Irak dan penjatahan pasokan dolar untuk menekan Baghdad agar mengalihkan sektor energinya menjauh dari Iran.
Salah satu langkah terbaru yang diambil Baghdad adalah melarang penggunaan dolar AS untuk transaksi pribadi dan bisnis supaya meningkatkan nilai dinar.
Pada bulan Februari, Bagdad juga mengizinkan perdagangan dari China diselesaikan langsung dalam yuan untuk meningkatkan akses ke mata uang asing.
Selain itu, anggota parlemen Irak dan anggota Komite Keuangan di Dewan Perwakilan Rakyat, Hussein Mouanes, mengatakan bahwa Irak telah dan terus menjadi budak dolar AS.
“Jelas bahwa Irak secara ekonomi didominasi oleh AS, dan pemerintah kami tidak benar-benar mengontrol atau memiliki akses ke uangnya sendiri…,” ungkap Mouanes.
Mouanes juga mengatakan sangat penting untuk menjauh dari hegemoni dolar, terutama karena dolar telah menjadi alat untuk menjatuhkan sanksi terhadap negara. Sudah waktunya bagi Irak untuk mengandalkan mata uang lokalnya.[res]