(IslamToday ID)—Pentagon memperkuat pasukan Timur Tengahnya dengan jet tempur F-16 selama akhir pekan untuk menghalangi aksi Iran menyita lebih banyak kapal tanker minyak.
Republik Islam mengatakan penyitaan kapalnya terkait dengan kegiatan penyelundupan ilegal dan upaya kapal asing untuk melarikan diri dari lokasi kecelakaan yang melibatkan kapal penangkap ikan Iran.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani mengatakan pengerahan aset militer AS tambahan di Teluk Persia mengacaukan kawasan itu, dan Iran memiliki hak untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dalam menanggapinya.
“Tindakan destabilisasi dan provokatif Washington dapat menciptakan kepekaan baru di wilayah strategis Teluk Persia dan mengobarkan ketidakamanan dan ketidakstabilan,” ungkap juru bicara itu, seperti dilansir dari seperti dilansir dari Sputniknews, Selasa (18/7/2023).
“Iran memantau dengan kepekaan dan akurasi setiap tindakan ilegal dan tidak konstruktif yang memengaruhi keamanan kawasan, dan akan… memberikan perhatian khusus pada setiap tindakan provokatif dan ilegal, terutama di dekat perbatasannya,” tegas Kanaani.
Republik Islam memiliki salah satu militer terkuat di Timur Tengah, dan telah berulang kali membuktikan siap menggunakannya untuk membela kepentingan bangsa, termasuk melawan Amerika Serikat sekalipun.
Pada Juni 2019, pasukan pertahanan udara Iran menembak jatuh drone mata-mata AS senilai $220 juta setelah melanggar wilayah udara Iran di atas Selat Hormuz.
Pada Januari 2020, setelah Washington melancarkan serangan pembunuhan tanpa alasan terhadap Qasem Soleimani, komandan Pasukan Quds IRGC, Iran membombardir sepasang pangkalan AS di Irak dengan sekitar selusin rudal balistik.
Serangan itu menyebabkan lebih dari 100 tentara AS mengalami cedera otak traumatis.
Pada kedua kesempatan tersebut, Teheran juga mengambil langkah-langkah untuk menghindari hilangnya nyawa yang tidak perlu dan eskalasi lebih lanjut.
Penempatan F-16
AS mengerahkan jet tempur F-16 dalam jumlah yang tidak diketahui ke Teluk Persia selama akhir pekan.
Seorang pejabat senior militer AS yang tidak disebutkan namanya menyarankan peningkatan “visibilitas” Pentagon di wilayah tersebut akan berfungsi sebagai “pencegah” Iran merebut lebih banyak kapal komersial.
Sementara itu, pada hari Ahad (16/7/2023), militer Rusia melaporkan belasan pelanggaran AS terhadap kesepakatan dekonflik 2019 oleh koalisi anti-teroris pimpinan AS dalam waktu 24 jam.
Lebih lanjut, termasuk melaporkan pelanggaran wilayah udara Suriah oleh dua jet tempur F-16 dan pengintaian MC-12W pesawat di daerah at-Tanf sepanjang rute udara komersial internasional.(res)