(IslamToday ID)—China mengatakan telah menangkap seorang pekerja dari perusahaan industri militer karena dicurigai melakukan spionase, dan menuduh bahwa orang tersebut telah menerima uang dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA).
Kementerian Keamanan Negara membuat pengumuman pada hari Jumat dalam sebuah posting resmi ke WeChat. Mengidentifikasi tersangka menyerahkan rahasia militer China ke CIA dan sebagai imbalannya menerima “sejumlah besar uang”.
“Agen mata-mata China mengatakan bahwa Zeng, 52, dikirim ke Italia oleh majikannya tetapi bertemu dengan seorang pejabat Kedutaan Besar AS yang ternyata adalah agen CIA,” The Associated Press mengutip pernyataan kementerian tersebut.
Grup industri militer tempat Zeng bekerja dilaporkan mengizinkannya untuk mengakses informasi rahasia yang penting. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa saat belajar di Italia, karyawan tersebut menjalin persahabatan dengan seorang pejabat kedutaan AS, yang kemudian ternyata adalah CIA.
Keduanya mengembangkan “hubungan dekat” melalui acara sosial di Italia, termasuk menghadiri pesta makan malam bersama.
Pernyataan China juga mengatakan bahwa setelah kembali ke China, dia bertemu dengan agen CIA beberapa kali.
CIA belum berkomentar, dan biasanya tidak mengeluarkan pernyataan atau pengakuan ketika diduga aset atau mata-mata CIA tertangkap.
Namun, penangkapan mata-mata CIA oleh China seakan-akan menjadi balasan setelah pengumuman Pentagon minggu lalu bahwa dua pelaut Angkatan Laut AS telah didakwa karena menyerahkan informasi militer yang sensitif kepada intelijen China.
Jinchao Wei, seorang pelaut berusia 22 tahun, ditangkap atas tuduhan terkait spionase, khususnya konspirasi untuk memberikan informasi pertahanan nasional kepada pejabat China.
Dia bergabung dengan USS Essex yang berbasis di San Diego, sebuah kapal serbu amfibi yang diketahui beroperasi di wilayah Pasifik, dan bahkan perairan Asia Tenggara.
Dalam kasus terpisah namun serupa, Wenhen Zhao yang berusia 26 tahun juga didakwa atas tuduhan menyerahkan video dan foto sensitif militer AS kepada intelijen China.
DOJ menyebut kegiatan spionase ini terjadi antara Agustus 2021 hingga Mei ini (dan mungkin setelahnya). Kedua pelaut tersebut, terutama Zhao, diduga memberikan materi yang membeberkan informasi rahasia terkait latihan skala besar Angkatan Laut AS di kawasan Indo-Pasifik.
Karena hubungan AS-Tiongkok yang lebih luas terus tegang, kemungkinan akan ada lebih banyak ‘skandal mata-mata’. [sya]