(IslamToday ID)—Bertentangan dengan semua prediksi, para pemimpin G20 berhasil menyatukan pernyataan bersama pada pertemuan puncak ini.
Bahkan ketika perpecahan nampak terlihat jeas dengan sikap yang semakin memburuk terhadap perang di Ukraina.
Berikut adalah 5 hasil yang disepakati pada KTT G20.
1. Berhasil Membangun Kompromi
Pada Sabtu, dan bahkan hampir sepanjang hari, pertanyaan yang ada di benak semua orang adalah apakah India, sebagai presiden G20, akan mampu menyatukan dokumen konsensus mengingat keretakan antara Rusia dan India.
Barat atas perang yang terus berlanjut di Ukraina dan fakta bahwa Presiden China Xi Jinping melewatkan pertemuan puncak tersebut.
Namun dalam sebuah terobosan diplomatik besar, Perdana Menteri India Narendra Modi pada Sabtu mengumumkan bahwa para pemimpin dunia telah menyetujui deklarasi bersama.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa di dunia yang terpecah belah,” kata Ashok Kantha, mantan sekretaris di Kementerian Luar Negeri India yang mengawasi hubungan dengan 65 negara.
“Sungguh menakjubkan bahwa Deklarasi Pemimpin G20 2023 dapat diselesaikan pada hari pertama KTT itu sendiri, mengabaikan semua keraguan dan kekhawatiran,” katanya kepada Al Jazeera.
2. Tetap Menjaga Keseimbangan Dominasi Geopolitik
Moskow menyambut baik deklarasi tersebut dengan mengatakan bahwa deklarasi tersebut “seimbang” namun Kementerian Luar Negeri Ukraina mengkritik pernyataan terakhir karena tidak menyebutkan invasi Rusia, dan menambahkan bahwa komunike tersebut “tidak ada yang bisa dibanggakan”.
New Delhi telah menjalin hubungan diplomatik yang tegang antara Barat dan sekutu pertahanan tradisionalnya, Rusia, sehubungan dengan perang di Ukraina dan menolak upaya Barat untuk mengutuk Rusia.
September lalu, Modi mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa “era saat ini bukanlah era perang.”
3. G20 Adalah Forum Geoekonomi (Geopolitik+Ekonomi)
Seshasayee, peneliti tamu di Observer Research Foundation, sebuah lembaga riset yang berbasis di New Delhi, mengatakan rujukan terhadap perang tersebut “jauh lebih netral” dibandingkan Deklarasi Pemimpin G20 Bali karena tidak ada penyebutan Rusia dalam konteks tersebut.
Sebaliknya, pernyataan terakhir mengacu pada bahasa yang digunakan di badan-badan PBB ketika menyatakan,
“Semua negara harus menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan untuk mengupayakan akuisisi wilayah yang bertentangan dengan integritas dan kedaulatan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.”
Seshasayee, yang merupakan pakar Asia-Amerika Latin, menambahkan bahwa pernyataan tersebut juga secara eksplisit menyatakan bahwa G20 “bukanlah platform untuk menyelesaikan masalah geopolitik dan keamanan” dan bahwa G20 pada dasarnya adalah platform ekonomi.
“Ini melemahkan pengaruh geopolitik yang sejauh ini diberikan New Delhi pada kelompok tersebut,” tambahnya.
Namun tetap ada kemenangan geopolitik lainnya. Salah satu dampak terbesarnya adalah masuknya Uni Afrika ke dalam G20 sebagai anggota penuh.
“India telah melakukan upaya yang sangat baik untuk memastikan bahwa KTT ini jauh lebih inklusif dibandingkan dengan KTT sebelumnya,” kata Vincent Magwenya, juru bicara Presiden Afrika Selatan, saat berbicara kepada media di KTT tersebut.
Pengakuan Uni Afrika “menandakan langkah yang sangat positif menuju reformasi yang selalu kami anjurkan sehubungan dengan reformasi Dewan Keamanan PBB, reformasi berbagai lembaga keuangan multilateral global,” katanya. [sya]