(IslamToday ID) – Konflik dunia yang sedang mengkhawatirkan tidak membuat Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) berhenti untuk makin memanaskan situasi. Terbaru, Departmen Pertahanan AS berupaya untuk membuat bom nuklir baru.
Tidak main-main, bom nuklir tersebut memiliki kekuatan 24 kali lebih besar dari salah satu bom yang dijatuhkan di Jepang selama Perang Dunia II buatan fisikawan teoretis AS, J. Robert Oppenheimer.
Melansir Fox News, Pentagon sedang mencari persetujuan kongres dan pendanaan untuk mengembangkan varian modern dari bom gravitasi nuklir B61, yang akan diberi nama B61-13.
“Pengumuman hari ini mencerminkan perubahan lingkungan keamanan dan meningkatnya ancaman dari musuh potensial,” kata Asisten Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Luar Angkasa John Plumb seperti yang dikutip dari siaran pers Departemen Pertahanan.
Dia menambahkan, “Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk terus menilai dan menggunakan kemampuan yang diperlukan untuk mencegah dan, jika perlu, merespons serangan strategis, dan meyakinkan sekutu kita.” Berdasarkan laporan Defense News, lembar fakta yang disertakan dengan rilis tersebut mengatakan, B61-13 akan memiliki hasil yang sama dengan B61-7, dengan hasil maksimum 360 kiloton.
Disebutkan pula, muatannya 24 kali lebih besar dibandingkan bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II.
Bom di Hiroshima hanya berbobot sekitar 15 kiloton. B61-13 juga akan berukuran sekitar 14 kali lebih besar dari bom yang dijatuhkan di Nagasaki, yaitu 25 kiloton.
Menurut lembar fakta, bom baru yang kuat ini juga akan mencakup fitur keselamatan, keamanan, dan akurasi modern dari B61-12. Pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh dunia, ketika AS melakukan eksperimen dengan daya ledak tinggi di lokasi uji coba nuklir di Nevada awal bulan ini.
Disebutkan pula, bom baru ini akan dapat dikirimkan dengan pesawat modern dan akan dirancang untuk memberikan pilihan kepada presiden untuk menyerang sasaran militer yang keras dan memiliki wilayah yang luas.
Jika disetujui, bom tersebut akan menggantikan beberapa B61-7 yang saat ini ada di cadangan nuklir AS, dan bukannya menambah jumlah stok nuklir AS. “B61-13 mewakili langkah yang masuk akal untuk mengelola tantangan lingkungan keamanan yang sangat dinamis,” kata Plumb.
“Meskipun ini memberi kita fleksibilitas tambahan, produksi B61-13 tidak akan meningkatkan jumlah keseluruhan senjata dalam persediaan nuklir kita.” Mengutip New York Post, pembuatan B61-13 harus terlebih dahulu disetujui dan didanai oleh Kongres.
Pengumuman ini muncul hampir setahun setelah terbitnya Tinjauan Postur Nuklir Pentagon, yang menyerukan AS untuk memodernisasi persediaan nuklirnya yang sudah tua.
Apalagi China menurut laporan terbaru Pentagon telah melipatgandakan persenjataannya menjadi lebih dari 1.000 hulu ledak pada tahun 2030. Saat ini, China sudah memiliki sekitar 500 hulu ledak operasional.
Meskipun laporan tersebut mengatakan kenaikan tersebut melebihi proyeksi, namun persediaan China masih kalah dibandingkan Rusia dan AS.
Data yang dirilis Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm yang independen menunjukkan, Rusia memiliki persenjataan nuklir sekitar 5.889 hulu ledak dan Amerika Serikat dapat mengerahkan 5.244 hulu ledak. [sya]