(IslamToday ID)—Klub Tahanan Palestina mengatakan bahwa tahanan Palestina di Penjara Megiddo Israel yang terkenal kejam telah menjadi sasaran penyiksaan fisik dan verbal serta perampasan kebutuhan hidup.
Seorang tahanan yang baru saja dibebaskan dari Penjara Megiddo memberikan kesaksian yang menyayat hati kepada kelompok hak asasi manusia.
Dia mengaku ditangkap secara sewenang-wenang dari desa Qabatiya di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki untuk memaksa keponakannya menyerah kepada pasukan pendudukan Israel.
Dalam kesaksiannya, pria tersebut mengatakan bahwa tentara Israel sering menyeret para tahanan setelah memukuli mereka dan meminta mereka untuk mencium bendera Israel.
Jika mereka menolak, para penjaga akan memukuli mereka dengan kejam.
“Saat saya tiba di Penjara Megiddo, saya mengira saya berada di penjara Abu Ghraib. Jika bukan karena keyakinan saya, saya akan kehilangan akal sehat saya,” ujarnya, seperti dilansir dari MEMO, Jumat (10/11/2023).
Pernyataan tersebut mengacu pada penjara di Irak di mana pasukan AS ditemukan menyiksa para tahanan.
Ditambahkannya bahwa para tahanan “seringkali menjadi sasaran pemukulan parah di bagian pribadi mereka, pelecehan dan penghinaan, dan tidak diberikan perawatan medis atas luka-luka mereka.”
“Selnya penuh sesak dengan tahanan, dimana 11 hingga 18 narapidana ditahan dalam satu sel, dan sebagian besar tidur di lantai tanpa selimut,” ujarnya.
Ia menjelaskan: “Makanan yang diberikan kepada para narapidana hanya dua kali sehari per kamar, yaitu telur rebus dan kentang rebus tidak mencukupi. Kami harus berpuasa, untuk menghemat makanan bagi anak-anak dan tahanan muda.”
Dia menunjukkan bahwa semua harta benda para tahanan, termasuk pakaian dan sepatu yang mereka beli dengan uang mereka sendiri dari kantin penjara telah disita, dan para tahanan hanya memiliki pakaian yang mereka kenakan.
Menurut data dari Klub Tahanan, sejak 7 Oktober, Israel telah menangkap 2.300 warga Palestina dari Tepi Barat yang diduduki.(res)