PALEMBANG, (IslamToday ID) – Kota Palembang masih menjadi sasaran kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Selasa (22/10/2019) malam. Warga mengeluhkan kondisi ini karena mengalami sesak napas.
Pantauan di lokasi, kabut asap terlihat cukup pekat. Kabut asap diketahui mulai masuk Palembang saat malam hingga pagi hari. “Malam ini kabut asap pekat, mata perih dan sesak napas. Ini pekat sekali,” kata seorang warga, Diki Hadi Prananda saat ditemui di Jalan Basuki Rahmat, Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Jarak pandang juga menjadi terbatas karena terselimut kabut asap. “Kalau naik motor itu mata terasa pedih. Nggak tahan lama pasti sudah berair itu, nggak tahan lah,” katanya.
Sementara jika melihat kualitas udara di Kota Pempek, tercatat malam ini status udara tidak sehat. Sehingga warga disarankan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. “Laporan ISPU hari ini nilainya di 155. Ini artinya kategori tidak sehat,” kata Kabid Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori.
Ia menyebut kabut asap ini karena faktor arah mata angin. Di mana angin dari utama di titik kebakaran mengarah ke Palembang. “Kebakaran lahan di Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, dan Palembang batas Ogan Ilir ini masih terjadi. Hal ini menyebabkan kabut asap di Palembang pada malam hari,” kata Ansori.
Soal penanganan karhutla, Ansori menegaskan, Satgas Karhutla sudah optimal melakukan pemadaman. Tercatat untuk Satgas Udara sudah ada 6 heli turun ke Ogan Komering Ilir untuk water bombing.
“Heli ada 6 hari ini yang beroperasi dan semua pemadaman ke Ogan Komering Ilir. Lokasi ini seperti diketahui memang banyak lahan gambut dan berpotensi terjadi kabut asap,” kata Ansori.
Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut lahan seluas 857 hektare lebih terbakar sepanjang 2019. Lahan tersebut tersebar di 6 provinsi berbeda.
“Data KLHK mencatat luas karhutla dari Januari hingga September 2019 sebesar 857.756 hektare dengan rincian lahan mineral 630.451 hektare dan gambut 227.304 hektare,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo, Selasa (22/10/2019).
Ia menyebut di
Kalimantan Tengah (Kalteng) seluas 134.227 hektare lahan terbakar, di Kalimanan
Barat (Kalbar) lahan terbakar seluas 127.462 hektare, dan di Kalimantan Selatan
(Kalsel) seluas 113.454 hektare. Sisanya di Riau 75.871 hektare lahan terbakar,
di Sumatera Selatan (Sumsel) 52.716 hektare dan Jambi 39.638 hektare.
Data karhutla itu dikumpulkan sejak Januari hingga September
2019. Luas lahan yang terbakar tahun ini juga lebih besar dibanding 3 tahun
sebelumnya. “Total luasan lahan hingga September 2019 ini lebih besar
dibandingkan luasan karhutla dalam tiga tahun terakhir. Luas karhutla pada 2018
sebesar 510.000 hektare, sedangkan pada 2016 sebesar 438.000 hektare,” ungkapnya.
(wip)
Sumber: Detik