JAKARTA, (IslamToday ID) – Dua ormas Islam besar Indonesia, Muhammadiyah dan NU kecewa dengan pilihan menteri yang dilakukan Presiden Jokowi di periode keduanya ini. Muhammadiyah kecewa dengan dipilihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan Nasional (Mendikbud), sedangkan NU kecewa karena jatah Menteri Agama (Menag) tidak dari kalangannya.
Wakil
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fahmi Salim mengatakan, pihaknya
sangat kaget karena Jokowi memilih pendiri Gojek, Nadiem Makarim
sebagai Mendikbud. “Muhammadiyah enggak terlibat politik praktis, hingar
bingar, tarik menarik. Kita high politic. Kecewa, pasti,” katanya, Sabtu
(26/10/2019).
Menurutnya, kekecewaan yang sama pun dirasakan NU karena perwakilan organisasi
itu tak menduduki kursi di Kementerian Agama. Diketahui, Jokowi justru memilih
Fachrul Razi yang berlatar belakang militer.
Fahmi menuturkan, pemilihan Mendikbud dalam komposisi kabinet ini seolah ingin
melupakan sejarah panjang bangsa, salah satunya soal mengakomodasi
kepentingan umat Islam dalam Piagam Jakarta 1945.
Selain itu, Fahmi menilai terpilihnya
Nadiem sebagai Mendikbud juga seperti menganggap sumbangsih Muhammadiyah tidak
ada apa-apanya dibanding Gojek.
Diketahui, peran Muhammadiyah ada di pelbagai bidang di
antaranya adalah pendidikan maupun kesehatan masyarakat. “Tujuan
pendidikan itu beriman, bertakwa, berkarakter, bukan cuma teknologi. Lucu
menyimak statement ‘Saya lebih
mengerti apa yang akan ada di masa depan kita karena saya bidangnya’, gimana bisa memprediksi peluang tekno dalam pendidikan?”
ujarnya.
Sementara, kekecewaan dari NU disampaikan oleh Ketua Lembaga
Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU, Rumadi Ahmad. Ia menilai
Menag Fachrul Razi tidak berpengalaman dalam isu pendidikan Islam di bawah
Kementerian Agama, dari pesantren, madrasah, perguruan tinggi keagamaan Islam
(Ma’had Aly) hingga satuan pendidikan diniyah formal.
“Baik kalangan aktivis, pengurus, dan segala macamnya menunjukkan kekecewaan,” kata Rumadi.
“NU dalam posisi menghormati keputusan yang diambil oleh presiden meskipun secara kelembagaan ada perasaan kekecewaan,” tambahnya.
Fachrul Razi merupakan bekas perwira tinggi militer. Jabatan tertinggi dalam kariernya adalah wakil panglima TNI tahun 1999 hingga 2000. Selama dua pilpres terakhir ia berkampanye untuk Jokowi.
Fachrul adalah satu dari sedikit menteri agama kedua dari kelompok militer, setelah Alamsjah Ratu Prawiranegara tahun 1978 dan Tarmizi Taher pada 1993.
Sejarah mencatat, jabatan menteri agama belasan kali diduduki representasi NU. Lima menteri agama terakhir berasal dari ormas Islam ini.
Adapun, perwakilan Muhammadiyah dan politikus beberapa kali juga ditunjuk memimpin Kementerian Agama. Meski diragukan, Fachrul yakin memiliki kapasitas untuk mengemban jabatan tersebut.
“Saya bukan menteri agama Islam, saya menteri agama Republik Indonesia yang di dalamnya ada lima agama,” ujarnya usai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
“Saya suka ibadah, sering memberi ceramah, menjadi khotib, meski saya labelnya buka kiai. Tapi setiap ceramah, tema saya selalu Islam yang damai, toleransi, bagaimana memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa,” tambah Fachrul. (wip)
Sumber: CNN Indonesia, BBC Indonesia