JAKARTA, (IslamToday ID) – Penyidik KPK Novel Baswedan mengaku heran dengan pelaporan dirinya ke polisi karena dituduh bohong soal penyiraman air keras yang menimpanya. Ia pun menanggapi santai laporan yang dilayangkan politikus PDIP Dewi Tanjung itu.
“Saya nggak ngerti mesti tanggapi apa. Aneh memang orang ini,” kata Novel, Kamis (7/11/2019).
Ia menduga Dewi Tanjung mengetahui penyiraman air keras
yang dialami dirinya benar terjadi. Namun, ia menyebut ada kemungkinan Dewi
Tanjung mempunyai maksud lain terkait pelaporan tersebut.
“Saya sih yakin kalau yang bersangkutan tahu
kalau itu (penyiraman air keras) benar terjadi. Bisa jadi yang bersangkutan mau
ngerjain polisi,” tutur Novel.
Sementara, KPK, institusi
tempat Novel bernaung, memberikan pembelaan.
“Saya belum mengetahui secara resmi apakah ada pelaporan itu
atau tidak, tapi begini, kita percaya Polri pasti akan menghadapi laporan itu
secara profesional. Jadi tidak mungkin setiap laporan harus naik ke penyidikan
kalau buktinya tidak kuat,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.
Namun ia tidak menutup mata adanya serangan terhadap pribadi
Novel berkaitan dengan hal tersebut. Informasi yang menyudutkan Novel disebut
Febri menafikan rasa kemanusiaan.
“Dan terkait
dengan penyerangan Novel, sebenarnya agak beberapa waktu belakangan ini kami
sangat menyayangkan. Dan rasanya ada orang-orang yang bertindak di luar rasa
kemanusiaan kita. Ketika Novel yang sudah jadi korban, jelas-jelas menjadi
korban dari pemeriksaan dokter pertama kali di RS Mitra Keluarga pada saat itu,
kemudian dibawa ke JEC dan kemudian dibawa ke Singapura,” jelas Febri.
“Bahkan kalau kita dengar konferensi pers dari tim gabungan
yang dibentuk Polri itu jelas disebut di sana penyiraman dan karakter air keras
yang terkena ke Novel tersebut. Nah sekarang bagaimana mungkin Novel yang
dituduh melakukan rekayasa tersebut. Ia adalah korban. Jangan sampai korban
menjadi korban berulang kali karena berbagai isu hoax begitu, kebohongan dan lain-lain,” imbuhnya.
Sebelumnya, Dewi mengatakan dirinya merasa janggal atas kebutaan yang dialami oleh Novel atas insiden penyiraman air keras. “Ada beberapa hal yang janggal dari semua hal yang dialami dari rekaman CCTV dia, dari bentuk luka, dari perban, kepala yang diperban tapi tiba-tiba mata yang buta gitu kan,” katanya.
Dewi mengatakan dirinya lulusan seni dan menduga ada
rekayasa-rekayasa yang dilakukan oleh Novel. Mulai dari penyiraman air keras,
menurutnya, dari sana Novel sudah merekayasa.
“Saya orang seni, saya juga biasa beradegan.
Orang kalau sakit itu tersiram air panas reaksinya tidak berdiri, tapi akan
terduduk jatuh terguling-guling itu yang saya pelajari dan tidak ada di situ
reaksi dia membawa air untuk disiramkan,” jelas Dewi.
Ia menyebut seharusnya Novel menyiramkan air mineral usai disiram air keras untuk menetralisir air keras itu, namun Novel tidak melakukan hal itu. Ia juga mencurigai luka yang diterima Novel.
Menurutnya, seharusnya kulit Novel juga ikut terluka tidak hanya matanya saja. Saat berada di rumah sakit ia juga curiga karena mata Novel tidak diperban hanya wajahnya saja. “Faktanya kulit Novel kan nggak apa-apa, hanya matanya. Yang lucunya kenapa hanya matanya sedangkan kelopaknya, ininya semua tidak (rusak),” kata Dewi. (wip)
Sumber: Detik