JAKARTA, (IslamToday ID) – Gelombang penolakan dari berbagai kalangan ternyata tidak membuat Menteri BUMN Erick Thohir bergeming. Erick tetap menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno berpendapat usai Ahok ditetapkan sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, kontroversi dengan kelompok Islam seperti kelompok 212 tidak akan selesai.
Ia melihat penolakan terhadap mantan terpidana kasus penistaan agama itu sangatlah ideologis, sehingga Ahok harus membuktikan kontribusinya untuk PT Pertamina.
“Wallohu a’lam. Yang jelas kontroversi dengan kelompok Islam macam 212 tidak akan selesai. Karena polemiknya sangat ideologis,” kata Adi, Sabtu (23/11/2019).
Menurutnya, yang bisa menghentikan suara penolakan publik adalah gebrakan apa yang akan dikerjakan oleh Ahok. Kalangan yang menolak, kata Adi, tentu akan menunggu ide perbaikan apa yang ditawarkan untuk perusahaan migas plat merah itu.
“Tinggal tunggu gebrakan apa yang akan dilakukan Ahok meski diwarnai kontroversi. Satu-satunya yang bisa menghentikan polemik ini adalah perbaikan di Pertamina,” jelas Adi.
Sementara itu, Ketua Forum Alumni ITB Angkatan 1973 (Fortuga) Kelana Budi Mulia menyatakan memiliki empat pertanyaan mendasar mengenai penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Pertama, pria yang akrab disapa Muli itu mempertanyakan alasan Presiden Jokowi tetap memuluskan langkah Ahok. Apakah, katanya, Jokowi memang menaruh perhatian lebih pada mantan wakilnya saat menjabat gubernur DKI.
“Sebegitu perhatiannya kah Jokowi terhadap Ahok, sampai keukeuh untuk memaksakan Ahok punya suatu jabatan dalam perusahaan besar, sehingga bisa punya income resmi yang lumayan,” tanyanya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2019).
Kedua, Muli mempertanyakan kekuatan yang dimiliki Ahok hingga Jokowi tidak berdaya menolak. Ketua Tim Jurdil 2019 itu menduga Ahok menyimpan rahasia besar Jokowi, sehingga Jokowi harus tunduk membela.
“Sebegitu besarkah rahasia di tangan Ahok tentang Jokowi, sehingga Ahok harus selalu dibela, diamankan dari kasus-kasus hukumnya?” tanyanya lagi.
Ketiga, Muli turut mempertanyakan kehebatan para taipan pengendali Jokowi, sehingga selalu membukakan jalan untuk bisa menghasilkan keuntungan lewat Ahok. “Semisal mencari pekerjaan di Blok Masela lewat Ahok?” tanyanya.
Terakhir, Budi bertanya mengenai ketidakberdayaan rakyat Indonesia dalam menghadapi kasus Ahok. Rakyat seperti tertunduk tidak berdaya dalam menerima keputusan elite. “Padahal itu untuk hal-hal yang terkait dengan kehidupan masyarakat luas,” pungkasnya. (wip)
Sumber: Gelora.co, Detik.com