JAKARTA, (IslamToday ID) – Program bantuan langsung tunai (BLT) yang sempat ngetren pada masa pemerintahan Presiden SBY dihidupkan lagi. Sedikit berbeda, BLT kali ini untuk menjaga daya beli masyarakat dalam menghadapi merebaknya virus corona.
BLT bakal ditujukan bagi masyarakat miskin dan kelompok komunitas, di antaranya tukang ojek online. Skemanya akan dirancang dalam stimulus ekonomi lanjutan.
Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono, ada sekitar 29,3 juta orang rumah tangga termiskin di Indonesia yang akan digelontori BLT. Dari jumlah itu, data yang sudah valid di Kementerian Sosial ada 15,2 juta orang penerima bantuan pangan nontunai atau dikenal program sembako.
Sementara itu, untuk 14,1 juta orang sisanya, pemerintah sedang menghitung kembali sambil menggulirkan BLT untuk 15,2 juta orang tersebut. Selain kepada masyarakat termiskin, BLT selanjutnya untuk kelompok komunitas terdampak.
Sasaran pertama, menurutnya, adalah para pekerja sektor informal, seperti warung, toko-toko kecil, pedagang pasar, dan lain sebagainya. Sasaran kedua adalah para pelaku usaha transportasi online seperti pengemudi Gojek dan Grab serta pekerja informal lainnya, termasuk pekerja harian di mal, pusat perbelanjaan, dan lainnya.
“Untuk datanya, kami koordinasikan dengan pemerintah daerah terutama DKI Jakarta, Gojek, Grab, dan beberapa asosiasi seperti salah satunya Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI),” kata Susiwijono, Kamis (26/3/2020).
Nominal Rp 4 Juta
Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, Sonny Mumbunan mengusulkan penerapan Universal Basic Income (UBI) atau transfer payment untuk menangani dampak corona terhadap masyarakat. Menurutnya, BLT diberikan kepada masyarakat berusia 20-40 tahun yang mencari nafkah dengan jumlah nominal Rp 4 juta. Tanpa memandang status sosial, pekerjaan, dan posisi keluarga, dan lainnya.
Kendati begitu, mekanisme BLT yang misalnya diterima oleh masyarakat yang mampu atau kaya, uang tersebut akan digunakan lagi pada pembayaran pajak, yang tentunya akan mengalir kembali.
“Basic income, mereka yang kaya ada pendapatan perorangan yang akan dikenakan pajak. Sementara bagi mereka yang tidak mampu, semuanya dapat kita lihat dalam instrumen fiskal, akan tetapi dengan memberikan kepada semua, akan memberikan kemudahan bagi semua orang. Butuh beban yang biasa eksplisit untuk memastikan uang itu diterima oleh orang miskin atau tidak,” kata Sonny, Senin (23/3/2020).
Namun, hal itu disanggah oleh Ekonom World Bank, Vivi Alatas dengan mengatakan bahwa mekanisme UBI bisa menimbulkan kesenjangan di tengah wabah corona ini.
“Kita inginkan adalah tujuan utamanya perubahan perilaku dan memastikan bahwa saya pikir memberikan Rp 4 juta kepada usia 20-40 tahun saat ini, bagi saya mungkin pemerintah bisa melakukan mekanisme BLT lain,” ujarnya.
Lanjut Vivi, mekanisme BLT seperti itu pemerintah harus bisa mendata siapa saja yang layak mendapatkan BLT, agar BLT itu tepat sasaran. Jangan sampai orang-orang yang memiliki kedudukan dan pekerjaan yang cukup juga mendapatkan bantuan tersebut.
“Misalnya, aku daftar kemudian kelihatan dari datanya dan sebagainya. Aku pegawai Bank Dunia atau apa dan sebagainya, harusnya tidak masuk di situ. Ada mekanisme yang paling utama yang paling gampang adalah melihat bahwa mau dapat bantuan sembako, padahal ternyata dia selama ini listriknya dan utilisasi teleponnya besar, itu dia tidak berhak,” jelasnya.
Karena, menurut Vivi, dana yang disiapkan pemerintah itu terbatas. Oleh karena itu perlu dilihat kembali siapa saja yang berhak menerima BLT, masih banyak hal yang harus dilakukan dan dipikirkan selain mekanisme tersebut.
“Saya pikir memikirkan bahwa target itu tetap butuh dilakukan, karena ada banyak hal yang perlu dilakukan dan karena untuk orang-orang tertentu perubahan perilakunya tidak harus didorong dengan uang,” ujar Vivi.
Meskipun dengan BLT itu dampaknya mungkin sudah mulai terasa, tetapi kalau dampak yang ingin dikaitkan itu bukan hanya dampak terhadap penurunan kemiskinan, tetapi kemampuan untuk menanggulangi corona ini dengan segera. (wip)
Sumber: Republika.co.id, Liputan6.com