IslamToday ID –Gibran Rakabuming Raka ternyata tidak hanya mengantongi rekomendasi PDIP dan dukungan sejumlah parpol dalam menghadapi Pilkada Kota Solo 2020. Putra Sulung Presiden Jokowi ini ternyata juga mendapat dukungan dari komunitas waria.
Bahkan, dukungan tersebut telah diberikan jauh hari sebelum partai PDIP memberikan “restu” pada Gibran. Sejak Agustus 2019 lalu sebanyak 180 orang waria se-Soloraya yang tergabung dalam Himpunan Waria Solo (Hiwaso) mendukung pencalonan putra sulung Presiden Jokowi maju sebagai calon Walikota Solo. Dukungan diberikan, lantaran Gibran dinilai peduli pada kelompok waria.
“Sangat luar biasa. Dia [Gibran] sangat care dengan teman-teman waria. Bila dengar sosok Gibran kami sangat setuju kalau dia dicalonkan. Kami bisa paham sosok dia. Karena selama ini Mas Gibran sangat peduli dengan teman-teman,” kata Ketua Hiwaso, Cinthya Marames dilansir dari liputan6.com (13/8/2019).
Menurut Cinthya, sosok Gibran ialah sosok yang ramah kepada para waria khususnya anggota Hiwaso. Ia menuturkan itu berdasarkan pengalamannya selama mengenal Gibran terutama karena sering menyewa gedung pertemuan milik Gibran, Graha Saba Buana yang beralamat di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Surakarta.
“Beberapa kali teman-teman bertemu Mas Gibran saat ada acara di Graha Saba Buana di Sumber. Dia tidak sombong, mau bersalaman, mengobrol, dan foto dengan teman-teman. Teman-teman kadang ada job menari atau merias di Graha Saba,” ungkap Cinthya.
Dilihat dari peta politik, Gibran dinilai unggul. Pasalnya selain PDI Perjuangan yang menguasai 30 dari 45 kursi, Partai Golkar, Gerindra, Partai Amanat Nasional yang masing-masing memiliki tiga kursi juga sudah mendukung Gibran. Begitu juga PSI yang memiliki satu kursi.
Anehnya, Ketua DPC PDIP Kota Surakarta Fx. Hadi Rudyatmo hanya memasang target rendah untuk kemenangan Gibran. Menurutnya, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa akan meraup minimal 61 persen suara dalam Pilkada Solo. Menurut Rudy, target minimal 61 persen itu apat terlampaui jika relawan dan partai-partai pendukung intens berkoordinasi dengan PDI Perjuangan.
“Syaratnya partai-partai pendukung dan relawan harus koordinasi dengan kami,” kata Rudy, seperti diberitakan gesuri.id 20 Juli 2020
Dinasti Politik
Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin berpendapat masuknya Gibran dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surakarta menjadi gejala langgengnya dinasti politik serta menguatnya oligarki di Indonesia. Pemberian rekomendasi kepada Gibran pada 17 Juli lalu menurutnya hanyalah berdasarkan pertimbangan politik saja.
“Ini demi menjaga keseimbangan politik dan menjaga hubungan baik dengan Jokowi. Karena jika PDIP tidak merekomendasikan Gibran menjadi Cawalkot Solo, maka sama saja PDIP menampar muka keluarga Jokowi,” kata Ujang (19/7/2020).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto tampaknya gerah dengan kritik politik dinasti di Pilkada 2020. Salah satunya yang menyangkut pencalonan Gibran dalam pilkada Kota Solo. Menurut Hasto, Gibran memang anak seorang presiden, tapi , sebagai warga negara juga memiliki hak konstitusional untuk diusung sebagai calon kepala daerah.
“Mas Gibran tidak bisa memilih mau lahir dari mana,” kata Hasto dalam konferensi pers virtual, Rabu, 22 Juli 2020.
Hasto berdalih, hal ini merupakan proses alamiah. Menurutnya, sudah menjadi lazim bahwa pendidikan bermula dari lingkup keluarga, termasuk pendidikan politik. Ia mencontohkan kaderisasi keluarga dalam politik itu, misalnya George Herbert Walker Bush dan George Walker Bush. Ayah dan anak itu yang sama-sama terjun ke dunia politik Amerika Serikat hingga menduduki jabatan sebagai presiden.
“Jadi itu merupakan hal yang sifatnya alamiah di dalam kehidupan politik,” kata Hasto.
Penulis: Kukuh subekti