(IslamToday ID) – Komnas HAM menargetkan penyelesaian investigasi kasus penembakan enam laskar FPI dalam waktu sebulan.
“Kami berharap dalam sebulan ini selesai,” kata Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (15/12/2020).
Menurutnya, laporan hasil investigasi itu bakal langsung disampaikan ke Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis. Ia mengatakan keputusan lebih lanjut dari investigasi itu akan berada di tangan kedua orang tersebut.
“Karena presiden menaruh perhatian atas meninggalnya enam orang anggota FPI ini, sehingga kami harapannya presiden bisa perintahkan para pembantunya menjalankan apa yang menjadi rekomendasi Komnas HAM,” tuturnya.
Beka mengungkap sejauh ini pihaknya sudah memanggil semua pihak terkait dalam kasus bentrokan itu, baik dari FPI, kepolisian, hingga PT Jasa Marga yang diduga terlibat terkait rekaman CCTV di lokasi kejadian.
Kini pihaknya akan mengumpulkan dan menganalisa semua bukti dan keterangan yang didapat. Ia mengatakan masih ada beberapa bukti yang perlu didalami dan diverifikasi sebelum Komnas HAM membuat kesimpulan.
“Diperlukan pendalaman. Begini, kemarin polisi menyampaikan bukti-bukti dan kronologi. Ada keterangan yang harus didetailkan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Jokowi meminta mekanisme hukum dijadikan solusi untuk memecah perbedaan pendapat dalam kisruh tewasnya laskar FPI. Ia meminta semua pihak mengikuti prosedur hukum dan menghargai keputusan pengadilan.
“Jika memerlukan keterlibatan lembaga independen, kita memiliki Komnas HAM, di mana masyarakat bisa menyampaikan pengaduannya,” ujarnya, Ahad (13/12/2020).
Insiden bentrokan antara FPI dan Polri terjadi pada Senin (7/12/2020) dini hari. Peristiwa itu masih menyisakan perdebatan karena keterangan dan klaim yang berbeda antara kedua pihak.
Rekonstruksi versi polisi digelar pada hari Senin (14/12/2020). Indonesia Police Watch (IPW) menilai hasil rekonstruksi yang dilakukan tanpa pihak FPI itu janggal.
“Keempat anggota FPI yang masih hidup, setelah dua temannya tewas (versi polisi tewas dalam baku tembak) dimasukkan ke dalam mobil polisi tanpa diborgol. Ini sangat aneh, Habib Rizieq sendiri saat dibawa ke sel tahanan di Polda Metro Jaya tangannya diborgol aparat,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane. [wip]