(IslamToday ID) – Bencana banjir melanda sejumlah daerah di Aceh Tamiang dan Kota Manado, Sulawesi Utara. Di Aceh Tamiang ketinggian air bahkan mencapai 1,5 meter.
“Banjir diakibatkan karena intensitas hujan tinggi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh, Ilyas, Sabtu (23/1/2021) seperti dikutip dari Kantor Berita RMOLAceh.
Ia mengatakan, setidaknya ada 11 kecamatan di Aceh Tamiang yang terendam. Yaitu Bandar Pusaka, Tenggulu, Sekerak, Bendahara, Kota Kuala Simpang, Karang Baru, Tanjung Karang, Rantau, Seruway, Kejuruan Muda, dan Tamiang Hulu.
Ditambahkan Ilyas, sebanyak 2.437 keluarga terdampak dengan total 10.043 jiwa. Kemudian 1.142 KK atau 4.147 jiwa harus mengungsi. Namun, tidak ada korban jiwa dalam banjir kali ini.
Kini, upaya yang dilakukan BPBD Kabupaten Aceh Tamiang melakukan pemantauan debit air sungai, pendataan, dan pelaporan. Hingga Sabtu (23/1/2021), air masih belum kunjung surut.
Sedangkan di Kota Manado, delapan kecamatan terdampak banjir akibat tingginya curah hujan, yakni Kecamatan Malalayang, Wanea, Sario, Paal Dua, Pikkala, Wenang, Tuminting, dan Singkil.
“Banjir mengakibatkan tiga warga meninggal dunia dan satu lainnya hilang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/1/2021).
Ia melanjutkan, BPBD Kota Manado masih mengidentifikasi korban yang telah dievakuasi. Di sisi lain, kerugian material dalam banjir tersebut mengakibatkan rumah warga terendam dan beberapa titik mengalami longsor.
“Tinggi genangan banjir sekitar 50 hingga 400 cm. BPBD masih melakukan kaji cepat di lapangan,” sambungnya.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa wilayah di Kota Manado masih berpotensi hujan ringan hingga lebat. [wip]