(IslamToday ID) – Presiden Jokowi kembali disuntik vaksin corona (Covid-19) untuk yang kedua kalinya, Rabu (27/1/2021). Seperti diketahui, suntikan vaksin yang pertama untuk Jokowi sudah dilakukan sekitar dua pekan lalu.
Menurut keterangan Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, pada proses vaksinasi ini, Jokowi kembali disuntik vaksin oleh Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan, Prof Abdul Muthalib.
Sama seperti proses vaksinasi dosis pertama, tangan Abdul Muthalib kembali terlihat agak gemetaran saat menyuntik lengan kiri Jokowi.
Kendati begitu, Jokowi tampak tenang ketika menerima suntikan dosis kedua vaksin. Ia bahkan terlihat sedikit tertawa setelah disuntik.
Jokowi mengatakan tidak ada yang berbeda dari proses vaksinasi yang pertama. Ia juga mengaku tidak merasakan sakit ketika disuntik vaksin.
“Setelah dua minggu yang lalu, saya hari ini mendapat suntikan vaksin yang kedua. Sama seperti yang lalu, tidak terasa,” kata Jokowi usai divaksinasi di halaman Istana Kepresidenan seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Meski sedikit gemetaran, Abdul Muthalib mengaku saat proses vaksinasi kedua ini ia merasa lebih tenang. Ia juga berterima kasih kepada Jokowi yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk kembali menjadi vaksinator.
“Saya sampaikan terima kasih kepada Pak Presiden yang masih tetap percaya pada saya untuk vaksin kedua ini. Saya ingin jelaskan sekali lagi bahwa vaksin yang saya berikan vaksin Sinovac, bukan yang lain,” tutur Abdul.
Ia juga mengatakan sempat berbincang dengan Jokowi usai divaksin. Menurutnya, Jokowi tidak mengalami efek samping usai vaksinasi dosis pertama.
“Saya tanyakan, apa ada keluhan setelah vaksin pertama, ternyata tidak ada sama sekali,” ujarnya.
Vaksinasi ditargetkan kepada lebih dari 50 persen penduduk Indonesia untuk menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok guna mencegah penularan virus corona.
Jokowi mengungkapkan vaksin untuk masyarakat akan dimulai pada pertengahan Februari.
“Tahapan vaksinasi ini sesuai dengan yang saya sampaikan di awal. Pertama prioritas tenaga kesehatan, dokter, dan perawat. Ini prioritas. Kemudian berikutnya TNI, Polri, dan pelayan publik serta masyarakat,” katanya.
“Saya kira Februari, nanti berbarengan, pertengahan bisa masuk ke sana,” lanjutnya. [wip]