ISLAMTODAY ID —- Kabar duka meninggalnya seorang ulama, mubaligh kembali terdengar di tengah-tengah umat Islam, khususnya umat Islam Kota Solo. Pimpinan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA), Ahmad Sukina wafat pada Kamis dini hari (25/2) di RSUD Dr. Moewardi Solo. Ia wafat setelah sempat tak sadarkan diri dan dirawat di ruang ICU pada Rabu (24/2).
Sekretaris Umum MTA Pusat, Sunarno mengungkapkan kepada IslamToday bahwa pada hari Rabu (25/2) pagi, Ustadz Sukina sempat terjatuh di kamar mandi. Dari hasil pemeriksaan dokter dijelaskan bahwa ia mengalami gejala stroke.
“Kami juga mendapat kabar (Rabu) agak siang gitu katanya ada gejala strokenya,” kata Sunarno pada Kamis (25/2/2021).
“Juga ada sesak, ada gejala-gejala Covid ternyata beliau Covid, setelah itu beliau tidak sadar dan tadi malam beliau atas kehendak Allah dipanggil Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” terangnya.
Sunarno mengungkapkan bahwa Ustadz Sukina pada hari-hari terakhirnya tidak terdapat tanda-tanda bahwa ia sedang sakit. Sebab ia dalam beberapa hari terakhir masih sangat aktif dan tetap mengisi kajian meskipun dari rumah.
Estafet Dakwah
Ia menambahkan bahwa ia bersama-sama dengan segenap Pimpinan MTA akan melanjutkan kembali program-program dan dakwah MTA. Salah satu rencana terdekat guna meneruskan dakwah MTA ialah melaksanakan musyawarah bersama para pimpinan Pusat MTA, para tokoh dan juga sesepuh MTA. Musyawarah ini dalam rangka meneruskan estafet dakwah di MTA.
“Nanti jajaran pimpinan, dan segenap tokoh, para sesepuh akan mengadakan musyawarah untuk melanjutkan estafet perjuangan dari beliau,” tutur Sunarno.
“InsyaAllah kami yang diberikan ‘warisan’ kegiatan di sini, InsyaAllah kami akan melanjutkan perjuangan beliau,” imbuhnya.
Sunarno mengungkapkan pula pesan-pesan terakhir yang disampaikan oleh Ustadz Sukina. Pesan yang paling menyentuh itu ialah tetap menjaga persatuan, kesatuan, persaudaraan dan mengharap ridha Allah.
“(Beliau) memberikan nasihat-nasihat tentang pentingnya persatuan, pentingnya kesatuan, pentingnya persaudaraan sesama kita,” tuturnya.
Jenazah almarhum Ustadz Sukina berdasarkan informasi dari sang putera, Muhammad Fathin Habibullah dimakamkan di pemakaman muslim Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar.
Ahmad Sukina wafat di usia 72 tahun, Almarhum meninggalkan satu orang isteri Rahayu utami, 8 orang anak dan 19 cucu.
Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) merupakan yayasan yang bergerak dibidang dakwah, sosial dan pendidikan dengan kantor pusat di Solo. MTA didirikan oleh mendiang Abdullah Thufail Saputra di Surakarta pada tanggal 19 September 1972. Abdullah Thufail Saputri meninggal tahun 1992.
Setelah wafatnya Ustadz Thufail Saputra. Ustaz Thufail Saputra adalah pendiri dan telah memimpin MTA selama kurang lebih 20 tahun. Beliau meninggal pada 15 September 1992. Pada saat itu, MTA sudah tersebar ke wilayah Solo Raya, Semarang, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lombok, Bandung, hingga Jakarta.
Ahmad Sukina memimpin MTA sejak tahun 1992 menggantikan Abdullah Thufail Saputra. MTA berkembang dengan pesat ke seluruh pelosok tanah air dan saat ini telah memiliki MTA telah memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang yang tersebar dari Takengon, Aceh hingga Merauke.
Dilansir dari laman resmi MTA, di bawah kepemimpinan Ahmad Sukina, MTA menjadi semakin tumbuh dan berkembang secara pesat ke berbagai penjuru Nusantara, dari Aceh sampai Merauke. Bahkan sampai dengan saat ini, MTA telah memiliki 132 perwakilan dan 471 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Berdasarkan informasi, Ustadz Ahmad Sukina telah memberangkatkan 4.000 dai atau ulama ke seluruh Indonesia, terutama daerah yang tidak dilanda konflik. Pengiriman dai tersebut dilakukan pada bulan Ramadhan, dengan maksud untuk meningkatkan rutinitas kegiatan keagamaan di berbagai daerah.
Penulis: Kukuh Subekti