(IslamToday ID) – Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tengah menjadi sorotan publik lantaran tidak memuat profil pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari.
Malahan, sejumlah nama tokoh komunis muncul dalam kamus yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu.
Mengutip dari Suaracom, Rabu (21/4/2021), beberapa nama tokoh komunis diulas dalam kamus setebal 339 halaman itu.
Profil Henk Sneevliet dapat ditemukan dalam kamus di halaman 87. Sneevliet adalah pendiri Indische Social-Democratische Vereniging (ISDV), organisasi beraliran kiri yang menjadi partai komunis pertama di Asia.
Selain itu, ada pula profil Darsono atau Raden Darsono Notosudirjo yang ditemukan pada halaman 51. Ia adalah tokoh Sarekat Islam (SI) yang pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1920-1925.
Ada pula profil Semaoen ditemukan di halaman 262. Semaoen menjabat Ketua PKI yang semula bernama ISDV. Ia juga dikenal sebagai aktivis komunis dan pimpinan aksi PKI 1926.
Selanjutnya ada profil Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang juga pernah menjabat sebagai ketua PKI.
Profil DN Aidit ditemukan pada Kamus Sejarah Indonesia halaman 58. DN Aidit membawa PKI sebagai partai terbesar keempat di Indonesia pada Pemilu 1955 dan partai komunis ke-3 terbesar di dunia setelah Rusia dan China.
Diprotes NU
NU memprotes Mendikbud Nadiem Makarim karena pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari mendadak hilang dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I terbitan Kemendikbud.
Ketua Umum NU Circle, R Gatot Prio Utomo memprotes keras dan meminta Nadiem bertanggung jawab atas penghilangan jejak sejarah itu.
“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada ‘entry’ nama beliau, sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohannya,” kata Gatot, Senin (19/4/2021).
“Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” tambah pria yang akrab disapa Gus Pu ini.
Gus Pu menyebut kamus itu terdiri dari dua jilid; Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Jilid II Nation Building (1951-1998).
Pada sampul sampul Jilid I terpampang foto KH Hasyim Asy’ari, namun secara alfabetis, pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Kekecewaan semakin memuncak karena hari-hari ini, warga nahdliyin sedang memperingati hari wafatnya KH Hasyim Asy’ari pada 7 Ramadan 1366 H.
Kemendikbud Akui Kesalahan
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengakui pihaknya telah melakukan kekeliruan terkait nama tokoh pendiri NU KH Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Kemendikbud. Hilmar mengaku itu dilakukan tanpa kesengajaan.
“Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena kealpaan, bukan kesengajaan. Itu poin yang mau saya tekankan,” ujar Hilmar seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Menurutnya, tak ada nama KH Hasyim Asy’ari di Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diterbitkan Kemendikbud adalah risiko dari kealpaan penyusunan kamus. Sebab, katanya, menyusun kamus tak seperti menulis narasi.
Penyusunan kamus dilakukan dengan memasukkan entri atau kata sehingga zonder KH Hasyim Asy’ari adalah murni karena kekeliruan yang tidak disengaja.
Hilmar juga membantah bahwa menghapus nama KH Hasyim Asy’ari adalah upaya untuk mempengaruhi pendidikan sejarah. “Jadi ini bukan seperti sengaja menghilangkan. Kemudian sengaja memasang untuk orang terpengaruh. Sama sekali tidak. Itu saya kira narasi keliru,” katanya.
Untuk memperbaiki hal ini, ia mengaku telah menarik keberadaan kamus yang terbit pada 2017 itu dari peredaran, termasuk dari website Rumah Belajar Kemendikbud. Kamus tersebut telah dimasukkan ke situs tersebut sejak 2019.
“Tapi sekarang sudah diturunkan. Dan di perpustakaan yang itu punya potensi, itu kita tarik, sejauh ini sih itu yang dapat dilakukan,” katanya. [wip]