(IslamToday ID) – Polemik hilangnya nama pendiri Nahdlathul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari dan menonjolnya tokoh-tokoh komunis di buku Kamus Sejarah Republik Indonesia Jilid I masih belum usai.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid telah meminta maaf atas keteledoran tersebut. Namun kini, video lama Hilmar justru diungkit.
Video itu berjudul “Kaum Kiri dalam Historiography Orde Baru” dan diunggah salah satu akun YouTube pada Desember 2011. Dalam video berdurasi 5 menit 3 detik tersebut, Hilmar tampak sedang diwawancarai sebagai seorang sejarawan dari Universitas Indonesia (UI).
Ia dikorek soal sepak terjang kalangan kiri dan kasus 1965 dalam perjalanan Indonesia.
Video ini mulanya diunggah dalam akun Twitter Mustofa Nahrawardaya sembari mengatakan bahwa polemik di Kemendikbud bukan hal yang mengagetkan bagi dirinya.
“Kalau enggak percaya, silakan tonton Pandangan Bapak Hilmar Farid yang sekarang menjabat Dirjen Kebudayaan ini, tentang sejarah PKI. Simpan videonya!” tutur Mustofa Nahrawardaya, Rabu (21/4/2021) seperti dikutip dari RMOL.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon lantas menyambar kicauan tersebut. Ia mengkritik apa yang disampaikan Hilmar Farid dalam wawancara itu.
“Dalam soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru dan TNI. Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI sebagai korban,” kata Fadli Zon.
Fadli Zon yang memang konsen dalam sejarah pemberontakan PKI turut mengkritik pernyataan Hilmar Farid soal jenderal-jenderal korban peristiwa G30S/PKI. Baginya, apa yang disampaikan Hilmar Farid adalah bagian dari upaya pembelokan sejarah.
“Ia tidak sebut G30S/PKI tapi G30S saja. Ia coba menepis penyiksaan terhadap para jenderal di Lubang Buaya dengan hasil visum. Ia mau belokkan sejarah,” ujarnya. [wip]