(IslamToday ID) – Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya memutar balik sedikitnya 725 kendaraan karena terjaring Operasi Ketupat Jaya 2021 pada hari pertama penyekatan larangan mudik, Kamis (6/5/2021).
Sebanyak 317 kendaraan diputarbalikkan di Gerbang Tol (GT) Cikarang Barat dan 233 di antaranya merupakan jenis kendaraan pribadi dan 84 angkutan umum. Kemudian, 408 kendaraan diputar balik di Gerbang Tol Cikupa. Rinciannya, 359 kendaraan pribadi dan 49 angkutan umum.
Menurut Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo, ada juga tiga unit kendaraan yang diamankan karena kendaraan tersebut tidak semestinya membawa penumpang. “Ada dua travel dan satu truk yang diamankan,” katanya seperti dikutip dari Republika.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mulai melakukan penyekatan jalan tol di sejumlah titik, seiring dengan diberlakukannya larangan mudik oleh pemerintah mulai 6 sampai 17 Mei 2021.
Polda Metro Jaya telah menyiapkan titik penyekatan untuk menghalau warga yang hendak mudik sebagai bagian dari protokol untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Titik penyekatan yang bakal diterapkan oleh jajaran Ditlantas Polda Metro Jaya di larangan mudik lebaran 2021 adalah dua jalan tol, yakni tol arah Cikampek dan tol arah Merak. Lalu, tiga jalan arteri non-tol, yakni Harapan Indah Bekasi Kota, Jati Uwung Tangerang Kota, dan Kedung Waringin Kabupaten Bekasi, kemudian tiga terminal bus, yakni Terminal Pulogebang, Kampung Rambutan, dan Terminal Kalideres.
Penyekatan jalanan sebagai imbas larangan mudik sempat menimbulkan aksi protes buruh di Gerbang Tol Cikarang Barat ditutup. “Kejadian tersebut, protes dari para angkutan karyawan yang mau keluar dari GT Cikarang Barat arah Cikampek, karena GT Cikarang barat ditutup agar tidak crossing dengan kendaraan yang kita putar balik,” jelas Sambodo.
Sejak diberlakukannya larangan mudik lebaran 2021, akses Gerbang Tol Cikarang Barat ditutup. Aksi protes tersebut sempat menimbulkan kemacetan parah.
Namun, ia memastikan situasi sudah kembali normal saat ini. “Untuk saat ini kondisi sudah terkendali dan arus lalu lintas sudah lancar,” terang Sambodo.
Video buruh tumpah ruah di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 31 arah Jakarta sempat viral. Seorang pria di balik video tersebut terdengar berteriak menyampaikan protes agar GT Cikarang Barat dibuka.
“Cikarang, Cikarang yo, Cikarang. Woi buka, buka-buka, kita pekerja, kita kerja woi, buka. Cikarang memanas, Cikarang ditutup tol,” kata pria tersebut.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat kenaikan volume kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek hingga H-1 pelarangan mudik lebaran 2021 atau selama 3-5 Mei.
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Dwimawan Heru, mengatakan sebanyak 414.774 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada periode tersebut.
“Total volume lalu lintas yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 8,9 persen jika dibandingkan lalu lintas normal,” kata Dwimawan dalam pernyataan tertulisnya.
Ia menjelaskan, angka tersebut merupakan kumulatif arus lalu lintas dari beberapa gerbang tol utama. Semua gerbang utama tersebut yakni GT Cikupa (arah barat), GT Ciawi (arah selatan), GT Cikampek Utama, dan GT Kalihurip Utama (arah timur).
Dwimawan menuturkan untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jakarta dari ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 193.698 kendaraan menuju arah timur. Sementara itu, sebanyak 133.191 kendaraan menuju arah barat, dan 87.885 kendaraan menuju arah selatan.
Ia menambahkan, sepanjang periode peniadaan mudik Idul Fitri 1442 H Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) kategori dikecualikan, seperti kendaraan pelayanan distribusi logistik, keperluan kerja/dinas, kunjungan keluarga sakit, kunjungan duka keluarga, ibu hamil (didampingi satu anggota keluarga) dan kepentingan persalinan diimbau dapat melengkapi dokumen persyaratan.
Dokumen tersebut yakni antara lain Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) dan hasil negatif tes RT-PCR maksimal tiga hari sebelum keberangkatan atau rapid antigen maksimal dua hari sebelum keberangkatan, atau genose sebelum keberangkatan.
Pemerintah telah membuat kebijakan melarang mudik lebaran 2021 sejak Kamis (6/5/2021) hingga 17 Mei. Kebijakan ini dibuat untuk melindungi masyarakat dari penularan Covid-19.
Budaya Mudik
Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah sudah cukup lama melakukan analisa sebelum akhirnya meniadakan mudik sekitar 1,5 bulan sebelum Ramadan.
“Kami menyampaikan ke masyarakat (tujuan kebijakan ini) karena ini dalam rangka melindungi kita semua,” ujarnya saat mengisi konferensi virtual BNPB bertema “Tunda Mudik, Selamatkan Keluarga di Kampung”.
Pihaknya memperkirakan waktu yang paling kritis saat mudik tahun ini adalah tanggal 6 hingga 17 Mei. Satgas berkaca dari pembelajaran setahun yang lalu bahwa setiap kali momen liburan panjang, termasuk Idul Fitri selalu meningkatkan kasus Covid-19. Bahkan, peningkatan kasus cukup tinggi, bisa lebih dari 100 persen.
Kemudian, ia melanjutkan, pemerintah mengatur peniadaan mudik pada tanggal tersebut. Ia mengakui sudah ada koordinasi yang digelar beberapa kali antara kementerian/lembaga seperti dinas, TNI/Polri, hingga pemerintah daerah (pemda) untuk membahas peniadaan mudik.
Wiku mengatakan, mudik merupakan budaya yang sulit untuk ditinggalkan. Bahkan, masyarakat berusaha melakukan mudik sebelum tanggal 6 Mei. Pihaknya melihat masyarakat mencoba menawar karena budaya ini adalah kebiasaan masyarakat Indonesia. Satgas tidak heran masyarakat memaksa mudik sebelum tanggal 6 Mei, padahal dalam kondisi sudah ditekan.
“Maka dari itu, kemudian kami juga mengantisipasinya dengan membuat aturan lagi untuk pengetatan yaitu mulai dari 22 April sampai dengan 5 Mei beberapa waktu lalu. Tetapi rupanya dengan pengetatan itu, kami lihat secara nasional di beberapa tempat tertentu ada orang yang menggunakan persyaratan itu dan mudik,” ujarnya.
Ia mengakui masyarakat yang mudik menjadi beban pemda setempat yang harus mengantisipasi lonjakan orang yang datang dan ini berpotensi terjadinya penularan. Menurutnya, belum tentu setiap daerah memiliki kesiapan yang sama dalam menerima orang yang mudik.
Padahal, ia mengakui pemudik yang tertular virus ini bisa berisiko lebih tinggi menularkannya saat bertemu dengan orang-orang yang lebih tua saat ada di kampung. Oleh karena itu, pihaknya meminta selama periode 6-17 Mei, pemda betul-betul siap. Sebab mau tidak mau, bisa ada pemudik yang mencuri-curi kesempatan untuk pulang kampung.
“Kemudian kalau terjadi peningkatan kasus maka kami harus bisa mengendalikan,” katanya.
Oleh karena itu, sebelum periode mudik berakhir, Satgas berencana terus selalu melakukan koordinasi. Ia meminta pemda satu narasi meski letak Indonesia yang luas, banyaknya jumlah provinsi, kabupaten, kota, kecamatan, desa, dan kelurahan.
Satgas sebagai pemerintah pusat tidak lelah-lelahnya memastikan otoritas satu narasi. Di satu sisi, ia mengingatkan masyarakatnya juga harus paham. Oleh karena itu, ia melanjutkan, pemerintah mengedukasi bolak-balik ke masyarakat karena ini dalam rangka melindungi semua pihak.
“Jadi tidak ada gunanya kucing-kucingan untuk mudik, akhirnya bobol terutama pada saat kasusnya tinggi nanti. Belum tentu fasilitas kesehatannya memadai, apabila terjadi lonjakan kasus begitu besar,” ujarnya. [wip]