IslamToday ID — Kursi komisaris perusahaan BUMN kembali diisi oleh para pendukung Presiden Jokowi dalam pilpres 2019 lalu. Kali ini yang menjadi sorotan masyarakat adalah diangkatnya Abdee Slank sebagai komisaris PT. Telkom.
Eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu turut menyoroti peristiwa ini. Ia menyebutkan BUMN sekarang ini bukan lagi sebuah badan usaha milik negara. Sebab, jabatan jabatan penting di BUMN justru diisi oleh orang-orang yang tidak berkompeten.
Hal ini dikatakan langsung oleh Said Didu dalam wawancara darling dengan reporter FNN di sebuah kanal Youtube milik FNN.
“Saya teringat kata-kata pak Erick Thohir menteri negara BUMN dulu yang sangat istimewa menyatakan ‘bumn adalah singkatan dari badan usaha bukan milik nenek moyang lu ‘itu yang dia katakan tapi sekarang saya sepertinya kata-kata itu dipraktekkan sekarang. Bahwa memang bukan milik nenek moyang lu tapi milik nenek moyang gua kira-kira begitu.” katanya, Minggu (30/05/2021)
Menurut Said Didu, Menteri Erick Thohir tidak menggunakan kriteria yang diatur oleh Undang-undang dalam mengkat seorang komisaris. Ia menilai Erick telah mengabaikan Undang-undang dan peraturan yang ada.
“Karena tidak ada lagi kriteria yang digunakan untuk pengangkatan komisaris dan direksi bumn tidak ada kriteria, suka-suka dia saja dia. kenapa? karena satu di dalam peraturan yang ada di dalam undang-undang dan peraturan yang ada itu jelas ada persyaratan kompetensi untuk komisaris apalagi direksi dan ada masa jabatan komisaris dan direksi. Apa yang terjadi sekarang? tidak ada kriteria apapun siapapun yang dia inginkan dia akan angkatan, dan dia betul-betul mengabaikan apa kritik rakyat apa kritik masyarakat,” tutur Said Didu
Said Didu menilai kondisi saat ini berbanding terbalik saat ia masih di BUMN. Ia mengungkapkan, ia pernah menyeleksi hampir 1.000 CV (Curiculum vitae) yang disampaikan relawan hingga partai politik. Dari jumlah tersebut itu, hanya sekitar 100 yang masuk kriteria.
“sisanya masuk tong sampah” kata Said Didu
Lanjut Said Didu, sebelum menyeleksi direksi atau komisaris yang akan ditempatkan di perusahaan BUMN, seharusnya menteri memetakan kendala yang dihadapi BUMN terlebih dahulu. Setelah itu baru mencari orang yang cocok untuk menghadapi kendala tersebut. Mekanisme penetapannya melalui rapat.
“Umpamanya kita mau mengangkat Dirut, direksi Garuda sekarang, maka kita cari orang yang bisa menyelesaikan masalah Garuda sekarang. Bukan masalah Garuda 10 tahun lalu,” sambungnya.
Abdee Slank
Said Didu mempertanyakan kemampuan Abdee dalam bermain gitar bisa menyelesaikan persoalan di perusahaan pelat merah tersebut. Menurut pandangannya, PT. Telkom membutuhkan orang yang ahli dalam bidang IT.
“Apakah pantas seorang ahli gitaris? Apakah main gitar menyelesaikan itu (masalah PT. Telkom). Menyelesaikan masalah itu dibutuhkan ahli betul-betul ahli IT yang bisa bawa Telkom bisa selamat,”
Penulis Kanzun