IslamToday ID — Mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia 1977-1978 Prof. Lukman Hakim menyebutkan sikap pemanggilan terhadap pengurus Badan Esekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) sangat tidak tepat. Ia juga menilai Rektorat UI telah melakukan pembatasan suara kritik mahasiswanya.
“Respon universitas sangat tidak patut untuk melakukan pembatasan pembatasan macam itu” sebutnya dalam kanal Youtube Bravos Radio Indonesia, Selasa ( 29/06/2021)
Lukman mengaku kecewa terhadap sikap berlebihannya itu. Ia melihat ada perasaan ketakutan bila poster tersebut beredar di media sosial. Sebab, dalam pandangannya, perasaan ketakutan tersebut berkaitan dengan jabatan yang dipengang selama ini.
“Ini letak value dari kepemimpinan rektor, tidak masuk akal seorang rektor kemudian terbelenggu sikapnya, dan ini terbongkar. Terbongkar karena dia menjadi wakil komisaris utama di BRI kalau dia mendapat fasilitas yang lain-lain. Apalagi kalau dia mempunyai harapan-harapan akan menjadi apa dan menjadi apa,” Jelasnya.
Terkait postingan yang ditulis oleh BEM UI pada Sabtu 26 Juni lalu, Lukman menyebut BEM UI tidak akan sembarangan menuliskan postingannya, sebab pernyataan tersebut pasti sudah didiskusikan terlebih dahulu.
“Jadi saya yakin kesimpulan yang dikeluarkan oleh BEM itu bukan kesimpulan gampang-gampangan, itu pasti melewati suatu perdebatan, pasti melewati suatu pendalaman, ada kajian dan mereka bertanggung jawab terhadap apa yang disampaikan,” tutur Lukman.
Untuk itu ia meminta kepada seluruh civitas akademik perguruan tinggi agar tidak melarang penyampaian kritik terhadap pemerintah. Selain itu, kritikan ini juga menjadi bukti keberanian masyarakat dalam menyuarakan keinginannya.
“Saya rasa bahwa yang perlu diperhatikan itu adalah kebebasan akademik ( kritik ). Kebebasan akademik ( kritik ) yang menjadi dewa bagi perguruan tinggi. Tanpa adanya kebebasan akademik maka hampir seluruh kegiatan universitas tidak ada artinya” kata dia.
Sebab menurut Lukman, perguruan tinggi adalah tempat untuk membangun mahasiswa unggul secara akademik maupun non akademik. Kemudian, pememimpin rektor seharusnya dapat mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pemimpin
“Kampus itu adalah tempat untuk membangun membangun pribadi-pribadi unggul yang kemudian akan menyumbangkan kepada Negara. Jadi treatment kepada adik-adik harus disiapkan mereka sebagai pemimpin” ucap nya lagi
Melalui kritik juga, kata Lukman, mahasiswa seolah menjadi wakil masyarakat umum yang ingin meminta perubahan terhadap kebijakan pemerintah.
Lukman menyebutkan anggota DPR yang fungsinya menjadi wakil rakyat pun tidak semua berani menyampaikan aspirasinya.
“saya merasa bahwa inilah saatnya adek-adek itu memberi harapan, bahwa kampus itu memang harus bersuara. Sekarang hampir tidak ada seluruh anggota parlemen kita hanya segelintir yang bisa berbicara, sebagian besar diam dan tidak tahu alasannya.,” pungkasnya.
Penulis Kanzun